PENGARUH PROGESTERON TERHADAP EKSPRESI TNF α, GLUTAMAT, β ENDORFIN, HSP 70, GABA, DAN APOPTOSIS NEURON DALAM MEKANISME PENGHAMBATAN SINYAL NYERI NEUROPATI PADA TIKUS
Latar belakang: Nyeri neuropati merupakan komplikasi yang disebabkan oleh penyakit-penyakit Diabetes Mellitus, stroke, multiple sclerosis, infeksi HIV, dan penyakit degeneratif seperti Parkinson disease. Progesteron mempunyai efek anti nosisepsi dan efek lainnya sebagai neuroprotective, namun mek...
Saved in:
Main Author: | |
---|---|
Format: | Theses and Dissertations NonPeerReviewed |
Language: | Indonesian Indonesian Indonesian Indonesian |
Published: |
2016
|
Subjects: | |
Online Access: | http://repository.unair.ac.id/58139/1/1.%20ABSTRAK%20Dis%20K%2019-16%20Suh%20p.pdf http://repository.unair.ac.id/58139/2/2.%20HALAMAN%20DEPAN%20Dis%20K%2019-16%20Suh%20p.pdf http://repository.unair.ac.id/58139/3/3.%20FULLTEXT%20Dis%20K%2019-16%20Suh%20p.pdf http://repository.unair.ac.id/58139/4/4.%20DAFTAR%20PUSTAKA-LAMPIRAN%20Dis%20K%2019-16%20Suh%20p.pdf http://repository.unair.ac.id/58139/ http://lib.unair.ac.id |
Tags: |
Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
|
Institution: | Universitas Airlangga |
Language: | Indonesian Indonesian Indonesian Indonesian |
Summary: | Latar belakang: Nyeri neuropati merupakan komplikasi yang disebabkan oleh
penyakit-penyakit Diabetes Mellitus, stroke, multiple sclerosis, infeksi HIV, dan
penyakit degeneratif seperti Parkinson disease. Progesteron mempunyai efek anti
nosisepsi dan efek lainnya sebagai neuroprotective, namun mekanisme
penghambatan sinyal nyeri neuropatinya belum diketahui dengan jelas.
Tujuan penelitian: Menganalisa mekanisme penghambatan sinyal nyeri
neuropati pada pemberian progesteron.
Metode: Penelitian ini menggunakan tikus strain wistar. Model hewan cobanya
dibuat dengan mengikat saraf ischiadicus. Subyek dikelompokkan menjadi 3: K0
(n=8) yaitu tikus yang hanya diidentifikasi saraf ischiadicusnya (Sham operation),
K1 (n=8) yaitu tikus yang diikat saraf ischiadicusnya, P1 (n=8) yaitu tikus yang
diikat saraf ischiadicusnya dan diinjeksi MPA (medroxyl progesterone acetate)
secara subcutan. Sampel diambil dari jaringan medulla spinalis dan dilakukan
pemeriksaan imunohistokimia dengan antibody monoklonal anti: TNF a,
Glutamat, b endorfin, HSP 70, GABA, dan apoptosis neuron. Waktu latensi nyeri
diukur dengan alat hot plate. Data diambil menggunakan Anova, Brown-Forsythe,
LSD, Games-Howell, dan analisa jalur dengan perangkat lunak SPSS 17.
Hasil: Terdapat perbedaan yang signifikan waktu latensi nyeri antara kelompok
kontrol positif dengan kelompok perlakuan (9,15 ± 2,32 dan 15,03 ± 3,41 detik).
Pada analisa jalur terdapat pengaruh pemberian progesteron terhadap ekspresi
HSP 70 dan Glutamat (b= 0,947; p < 0,001 dan b= -7,46; p < 0,001). Terdapat
pengaruh antara HSP 70 dengan ekspresi GABA (b= 0,612; p = 0,022), antara
GABA dengan waktu latensi nyeri (b= 0,517; p = 0,025). Terdapat pengaruh
Glutamat dengan ekspresi b endorfin (b= -0,711; p < 0,001) dan b endorfin
dengan waktu latensi nyeri (b= 0,468; p = 0,043).
Kesimpulan: Progesteron dapat meningkatkan waktu latensi nyeri dengan cara
menghambat sinyal nyeri neuropati yang dimediasi oleh peningkatan ekspresi
GABA, b endorfin, dan HSP 70 pada sel neuron medulla spinalis. |
---|