FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN DERMATITIS KONTAK PADA PEKERJA PEMBUAT TAHU KEDIRI
Dermatitis kontak akibat kerja yang merupakan salah satu penyakit kelainan kulit sering timbul pada industri tidak terkecuali industri pada pabrik tahu rumahan yang dapat menurunkan produktifitas pekerja. Pemaparan zat kimia yang digunakan dalam proses penggumpalan dapat menyebabkan dermatitis ko...
Saved in:
Main Author: | |
---|---|
Format: | Theses and Dissertations NonPeerReviewed |
Language: | Indonesian Indonesian |
Published: |
2017
|
Subjects: | |
Online Access: | http://repository.unair.ac.id/58999/1/ABSTRAK.pdf http://repository.unair.ac.id/58999/2/FKM.%2032-17%20Cha%20f.pdf http://repository.unair.ac.id/58999/ http://lib.unair.ac.id |
Tags: |
Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
|
Institution: | Universitas Airlangga |
Language: | Indonesian Indonesian |
Summary: | Dermatitis kontak akibat kerja yang merupakan salah satu penyakit kelainan kulit sering
timbul pada industri tidak terkecuali industri pada pabrik tahu rumahan yang dapat menurunkan
produktifitas pekerja. Pemaparan zat kimia yang digunakan dalam proses penggumpalan dapat
menyebabkan dermatitis kontak, mengakibatkan iritasi dan gangguan kulit lainnya dalam bentuk
gatal-gatal, kulit kering dan pecah-pecah, kemerah-merahan, serta koreng yang tidak sembuhsembuh.
Penelitian ini dilaksanakan dengan rancangan cross sectional dengan menggunakan
pendekatan kuantitatif . Penelitian ini dilakukan pada bulan maret – desember 2016 pada pekerja
pembuat tahu.. Penelitian ini dilakukan pada keseluruhan populasi sejumlah 25 orang. Beberapa
faktor yang diduga sebagai penyebab dermatitis kontak adalah faktor eksternal (lama kontak,
frekuensi kontak, suhu dan kelembaban) dan faktor internal (usia, riwayat penyakit kulit, riwayat
atopi, riwayat alergi, masa kerja, jenis pekerjaan dan penggunaan APD). Pengumpulan data
menggunakan lembar pemeriksaan dokter, thermohigrometer, dan kuesioner. Data yang
diperoleh kemudian di analisi menggunakan uji chi-square dengan tingkat kemaknaan α = 0, 05.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebanyak 72 % responden mengalami dermatitis
kontak. Kesimpulan analisis data lama kontak (p=0,007), jenis pekerjaan (p=0,012) dan
penggunaan APD (p=0,000) ada hubungan dengan kejadian dermatosis. Sedangkan frekuensi
kontak (p=0,534), suhu (p=0,355), kelembaban (p=0,319), penyakit kulit (p=0,362) dan masa
kerja (p=0,673) tidak ada hubungan dengan kejadian dermatosis.
Beberapa hal yang dapat disarankan untuk menurunkan risiko terkena dermatitis kontak
adalah menggunakan mesin pengaduk dan penyaring mekanik agar tidak sepenuhnya menggunakan
tenaga manusia. Memakai alat pelindung diri berupa sarung tangan yang menutupi sampai bagian
lengan, baju kerja yang menutupi seluruh bagian tubuh dan sepatu boot. |
---|