ANALISIS TINGKAT RISIKO MUSCULOSKELETAL DISORDERS (MSDs) DAN FAKTOR YANG MEMPENGARUHI (Studi pada Tenaga Kerja Pandai Besi Kecamatan Bantaran, Probolinggo)

Pekerjaan pandai besi termasuk dalam pekerjaan sektor informal yang berpotensi terkena gangguan musculoskeletal akibat dari postur kerja yang tidak ergonomis. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis tingkat risiko MSDs dan faktor apa saja yang mempengaruhi keluhan MSDs pada tenaga ke...

Full description

Saved in:
Bibliographic Details
Main Author: DIMAS NINDY PRATAMA, 101211133002
Format: Theses and Dissertations NonPeerReviewed
Language:Indonesian
Indonesian
Published: 2017
Subjects:
Online Access:http://repository.unair.ac.id/59235/1/ABSTRAK.pdf
http://repository.unair.ac.id/59235/2/FKM.%2087-17%20Pra%20a.pdf
http://repository.unair.ac.id/59235/
http://lib.unair.ac.id
Tags: Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
Institution: Universitas Airlangga
Language: Indonesian
Indonesian
Description
Summary:Pekerjaan pandai besi termasuk dalam pekerjaan sektor informal yang berpotensi terkena gangguan musculoskeletal akibat dari postur kerja yang tidak ergonomis. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis tingkat risiko MSDs dan faktor apa saja yang mempengaruhi keluhan MSDs pada tenaga kerja di Sentra Industri Pandai Besi Kecamatan Bantaran. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan total populasi adalah seluruh pekerja pandai besi. Sumber data diperoleh dari pengamatan langsung di lapangan, kuesioner dan wawancara langsung kepada pekerja. Variabel yang akan diteliti adalah keluhan musculoskeletal, faktor pekerjaan dan faktor individu yang meliputi umur, masa kerja, dan kebiasaan merokok. Untuk menganalisis data penelitian digunakan tabulasi silang. Berdasarkan penelitian seluruh pekerja yang berjumlah 34 orang mengalami gangguan musculoskeletal dengan tingkat keluhan musculoskeletal sedang sebanyak (53%). Tingkat risiko ergonomi dihitung menggunakan metode REBA menghasilkan 21 orang berada pada risiko sedang yang bekerja sebagai penempa dan 13 orang berada pada risiko tinggi yang bekerja sebagai pengasah. Terdapat hubungan antara tingkat risiko MSDs dengan tingkat keluhan yang dirasakan oleh 13 pekerja dengan tingkat risiko maupun tingkat keluhan sedang dan 4 pekerja dengan tingkat risiko dan tingkat keluhan tinggi. Namun terdapat perbedaan terhadap 5 pekerja yang berada pada tingkat risiko tinggi yang memiliki tingkat keluhan sedang dan 4 orang yang berada pada tingkat risiko sedang yang memiliki tingkat keluhan tinggi. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa faktor penyebab terjadinya musculoskeletal disorders yang paling berpengaruh adalah sikap kerja dan terdapat faktor lain yang mendukung seperti umur, masa kerja, dan kebiasaan merokok.