KUALITAS HIDUP PADA MAHASISWA PRIA YANG HIDUP DENGAN HIV/AIDS
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kualitas hidup mahasiswa pria yang hidup dengan HIV/AIDS di Surabaya. Kualitas hidup melibatkan empat domain yaitu domain kesehatan fisik, kesehatan psikologis, hubungan sosial, dan lingkungan. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan meto...
Saved in:
Main Author: | |
---|---|
Format: | Theses and Dissertations NonPeerReviewed |
Language: | English English |
Published: |
2017
|
Subjects: | |
Online Access: | http://repository.unair.ac.id/59792/1/abstrak.pdf http://repository.unair.ac.id/59792/2/Text%20%28FULLTEXT%29%20-%20LEBDA.pdf http://repository.unair.ac.id/59792/ http://lib.unair.ac.id |
Tags: |
Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
|
Institution: | Universitas Airlangga |
Language: | English English |
Summary: | Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kualitas hidup mahasiswa
pria yang hidup dengan HIV/AIDS di Surabaya. Kualitas hidup melibatkan
empat domain yaitu domain kesehatan fisik, kesehatan psikologis, hubungan
sosial, dan lingkungan. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif
dengan metode studi kasus intrinsik. Subjek dalam penelitian ini adalah tiga
mahasiswa aktif berjenis kelamin pria di Surabaya yang memiliki rentang
usia 18-30 tahun dan menyadari dirinya terinfeksi HIV/AIDS. Pemilihan
subjek dilakukan dengan menggunakan teknik bola salju/ snowball yaitu
dengan mencari informasi dari orang lain secara berantai. Penggalian data
pada penelitian ini adalah dengan wawancara mendalam lalu dianalisis
dengan menggunakan analisis tematik theory driven.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa gambaran kualitas hidup
mahasiswa pria yang hidup dengan HIV/AIDS ditinjau dari kesehatan fisik,
psikologis, hubungan sosial, dan lingkungan menunjukkan hasil yang
cenderung memuaskan. Ketiga subjek memiliki persepsi yang berbeda
mengenai kualitas hidupnya. subjek 1 mempersepsikan kualitas hidupnya
baik seperti manusia normal pada umumnya, masih mampu melakukan
aktivitas dan tidak terrganggu oleh penyakitnya. Subjek 2 mepersepsikan
kualitas hidupnya baik karena menurutnya selama dirinya dapat
menyembunyikan kesedihan maka kualitas hidupnya akan baik-baik saja,
meskipun orang lain menganggap kesedihan berarti kondisi yang tidak baik,
namun menurut subjek 2 hal tersebut tetap baik. Subjek 3 mempersepsikan
kualitas hidupnya dalam keadaan yang baik karena menurutnya apa yang
terjadi sekarang bukanlah hal yang dapat menghambat kehidupan, justru
dapat membuat dirinya lebih semangat untuk menjalani hidup.
Oleh karena itu, meskipun mahasiswa pria yang hidup dengan
HIV/AIDS mengalami penurunan pada kesehatan karena kurangnya sistem
kekebalan tubuh, namun mereka tetap memiliki persepsi kualitas hidup yang
relatif baik karena mereka masih dapat menikmati dan menjalani kehidupan
sehari-harinya dengan memaksimalkan peran sebagai mahasiswa, memiliki
penghargaan diri dengan tidak fokus meratapi keadaan yang dialaminya saat
ini, memiliki hubungan yang baik dengan orang lain, dan merasa nyaman
dengan lingkungannya. |
---|