PENGARUH VARIASI WAKTU MILLING TERHADAP SELF SETTING INJECTABLE BONE SUBSTITUTE (IBS) BERBASIS HIDROKSIAPATIT TULANG SAPI

Organisasi kesehatan dunia (WHO) pada tahun 2005 memperkirakan bahwa jumlah kasus tuberkulosis (TB) baru terbesar terdapat di Asia Tenggara (34 persen insiden TB secara global) termasuk Indonesia yang menempati peringkat ketiga setelah India dan China sebagai negara dengan populasi penderita TB....

Full description

Saved in:
Bibliographic Details
Main Author: DEWI PUJI LESTARI, 081211331128
Format: Theses and Dissertations NonPeerReviewed
Language:Indonesian
Indonesian
Published: 2016
Subjects:
Online Access:http://repository.unair.ac.id/59816/1/ABSTRAK%20MPF.%2020.17%20Les%20p.pdf
http://repository.unair.ac.id/59816/2/FULLTEXT%20MPF.%2020.17%20Les%20p.pdf
http://repository.unair.ac.id/59816/
http://lib.unair.ac.id
Tags: Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
Institution: Universitas Airlangga
Language: Indonesian
Indonesian
Description
Summary:Organisasi kesehatan dunia (WHO) pada tahun 2005 memperkirakan bahwa jumlah kasus tuberkulosis (TB) baru terbesar terdapat di Asia Tenggara (34 persen insiden TB secara global) termasuk Indonesia yang menempati peringkat ketiga setelah India dan China sebagai negara dengan populasi penderita TB. Telah dilakukan sintesis dan karakterisasi pasta Injectable Bone Substitute (IBS) berbasis hidroksiapatit, gelatin dan hydroxypropyl methylcellulose (HPMC) sebagai implan kerusakan tulang akibat tuberkulosis. Karakterisasi in vitro yang dilakukan meliputi uji Particle Size Analyzer (PSA), uji injektabilitas, uji setting time, X-Ray Diffraction (XRD) dan uji degradasi. Proses milling dilakukan pada HA sebelum sintesis dengan waktu milling 0 jam, 2 jam dan 4 jam menggunakan High Energy Milling (HEM). Hasil uji PSA menunjukkan variasi waktu milling yang telah dilakukan masingmasing menghasilkan distribusi ukuran partikel yang berbeda, hal ini ditunjukkan oleh puncak yang terbentuk dari masing-masing sampel HA. HA produk komersial memiliki puncak tunggal dengan rentang yang lebih sempit, hal ini menunjukkan bahwa distribusi ukuran partikel tersebut lebih homogen. Ukuran partikel hidroksiapatit yang diperoleh setelah dilakukan proses milling dengan variasi waktu milling 0 jam, 2 jam, dan 4 jam berturut-turut sebesar 75.000 nm, 3.393 nm, dan 1.031 nm. Pasta IBS disintesis dengan mengaduk hidroksiapatit hasil milling dengan gelatin 5% (w/v) dengan perbandingan 75:25 dan dicanpurkan dengan HPMC 4% (w/v). Hasil uji injektabilitas menunjukkan pasta IBS bersifat injectable dengan prosentase injektabilitas tertinggi pada nilai 77,72%. Hasil uji setting time menunjukkan pasta IBS mengeras dalam waktu 95 hingga 180 menit ketika diinjeksikan padasubstrat hidroksiapatit dan terjadi penurunan kristalinitas terhadap sampel IBS setelah dilakukan uji X-Ray Diffraction (XRD) serta hasil uji degradasi menunjukkan pasta IBS dapat terdegradasi selama 48 jam ketika direndam dalam larutan SBF.