LEARNED HELPLESSNESS PADA REMAJA YANG MENGALAMI VISUAL IMPAIRMENT

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran learned helplessness yang dialami oleh remaja visual impairment. Dimensi dari learned helplessness dalam penelitian ini terbagi menjadi tiga jenis, yaitu motivation deficit, cognitive deficit, emotional deficit. Penelitian ini dilakukan pada rem...

Full description

Saved in:
Bibliographic Details
Main Author: Danu Aji Nugroho, 111311133145
Format: Theses and Dissertations NonPeerReviewed
Language:English
English
Published: 2017
Subjects:
Online Access:http://repository.unair.ac.id/59884/1/abstrak.pdf
http://repository.unair.ac.id/59884/2/Text%20%28FULLTEXT%29%20-%20DANU.compressed.pdf
http://repository.unair.ac.id/59884/
Tags: Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
Institution: Universitas Airlangga
Language: English
English
Description
Summary:Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran learned helplessness yang dialami oleh remaja visual impairment. Dimensi dari learned helplessness dalam penelitian ini terbagi menjadi tiga jenis, yaitu motivation deficit, cognitive deficit, emotional deficit. Penelitian ini dilakukan pada remaja yang mengalami visual impairment yang berjumlah 3 orang. Teknik pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan wawancara terstruktur, sedangkan untuk menganalisis data yang didapatkan menggunakan analisis tematik dengan pendekatan theory driven karena pendekatan ini membantu peneliti dalam hal pengkodean berdasarkan dari teori yang sudah ada. Hasil analisis data diperoleh, ketiga subyek memenuhi beberapa indikator learned helplessness. Terdapat persamaan dan perbedaan antara ketiga subjek. Persamaan pertama yang ditemui pada ketiga subjek dalam penelitian ini adalah persepsi bahwa penglihatan merupakan salah satu penghalang diri mereka untuk bisa sukses. Persamaan kedua adalah mengenai persepsi remaja yang mengalami visual impairment terhadap teman-temannya yang awas. Perbedaan yang didapat ialah mengenai respon ketika mereka mendapatkan penolakan dan isolasi dari teman-teman awas. Subyek pertama cenderung diam dan pasif, sedangkan pada subyek kedua dan ketiga, dirinya cenderung berusaha supaya bisa bergaul dan berteman dengan teman-teman seumuran yang awas meski sudah mengalami penolakan dan isolasi