ANALISIS KUALITAS PROSES PRODUKSI BAUT HEXAGON UNTUK MENGIDENTIFIKASI PRODUK CACAT DENGAN METODE DMAIC SIX SIGMA DAN USULAN PERBAIKANNYA (STUDI KASUS PADA PT. TIMUR MEGAH STEEL)

Pelaksanaan penelitian dilakukan di PT. Timur Megah Steel yang berlokasi di Desa Cangkir, Kecamatan Driyorejo, Gresik, Jawa Timur. Dalam penelitian ini penulis menitikberatkan pada permasalahan dalam proses produksi pada proses forming produk baut hexagon yang dapat menyebabkan terjadinya defect...

Full description

Saved in:
Bibliographic Details
Main Author: MOCHAMMAD ZAKARIA ZULKARNAEN, 041112261
Format: Theses and Dissertations NonPeerReviewed
Language:Indonesian
Indonesian
Published: 2017
Subjects:
Online Access:http://repository.unair.ac.id/60617/1/1.%20ABSTRAK%20B%2061-17%20Zul%20a.pdf
http://repository.unair.ac.id/60617/2/2.%20FULLTEXT%20B%2061-17%20Zul%20a.pdf
http://repository.unair.ac.id/60617/
http://lib.unair.ac.id
Tags: Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
Institution: Universitas Airlangga
Language: Indonesian
Indonesian
Description
Summary:Pelaksanaan penelitian dilakukan di PT. Timur Megah Steel yang berlokasi di Desa Cangkir, Kecamatan Driyorejo, Gresik, Jawa Timur. Dalam penelitian ini penulis menitikberatkan pada permasalahan dalam proses produksi pada proses forming produk baut hexagon yang dapat menyebabkan terjadinya defect dengan menggunakan metode DMAIC Six Sigma. Six Sigma adalah suatu visi peningkatan kualitas menuju target 3,4 kegagalan persejuta kesempatan (DPMO) untuk setiap transaksi produk (barang dan /atau jasa). Fase DMAIC (define, measure, analyze, improve and control) adalah langkah dalam six sigma yang berfokus pada pengurangan atau menghilangkan proses yang tidak produktif untuk meningkatkan kualitas menuju target six sigma. Pada tahap define dilakukan penentuan proses apa yang akan diukur yaitu proses forming pada baut hexagon. Sedangkan pada tahap measure diukur nilai DPMO dan dikonversikan ke nilai sigma. Pada tahap analyze dilakukan identifikasi sumber-sumber dan akar penyebab kecacatan dengan menggunakan diagram pareto, diagram fishbone dan ditindaklanjuti dengan FMEA untuk mengetahui lebih detail penyebab potensial atau variable yang utama. Pada tahap improve membuat rencana perbaikan dalam rangka peningkatan kualitas. Selanjutnya pada tahap control adalah tahap terakhir dalam siklus DMAIC, pada tahap ini hasil-hasil penigkatan kualitas distandarisasi dan disebarluaskan pada karyawan dalam upaya penurunan defect. Dari hasil penelitian ini diketahui proses forming memiliki kapabilitas proses rata-rata dengan DPMO 4225 yang dikonversi kenilai sigma yaitu 4,13. yang dapat diinterprestasikan bahwa dari sejuta kesempatan yang ada akan terdapat 4225 kemungkinan bahwa proses produksi akan menghasilkan produk yang cacat.