SASTRA LISAN LAKON LAHIRE PANJI PADA PERTUNJUKAN WAYANG TOPENG MALANG PADEPOKAN MANGUN DHARMA (Kajian Sastra Lisan Ruth H Finnegan)

Cerita Panji merupakan cerita klasik Sastra Jawa yang berkembang pada periode Majapahit. Ceritanya berkisah mengenai kesatria-kesatria Jawa dengan latar tempat di Jawa, bukan India. Sebagai sebuah sastra Jawa klasik yang memiliki dampak luas terhadap kesusastraan Jawa, Cerita Panji bertransformas...

Full description

Saved in:
Bibliographic Details
Main Author: EGGY FAJAR ANDALAS, 121414153025
Format: Theses and Dissertations NonPeerReviewed
Language:Indonesian
Indonesian
Published: 2016
Subjects:
Online Access:http://repository.unair.ac.id/60715/1/ABSTRAK.pdf
http://repository.unair.ac.id/60715/2/FULLTEXT%20TKSB%2010-17%20And%20s.pdf
http://repository.unair.ac.id/60715/
http://lib.unair.ac.id
Tags: Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
Institution: Universitas Airlangga
Language: Indonesian
Indonesian
id id-langga.60715
record_format dspace
institution Universitas Airlangga
building Universitas Airlangga Library
country Indonesia
collection UNAIR Repository
language Indonesian
Indonesian
topic PN1-6790 Literature (General)
spellingShingle PN1-6790 Literature (General)
EGGY FAJAR ANDALAS, 121414153025
SASTRA LISAN LAKON LAHIRE PANJI PADA PERTUNJUKAN WAYANG TOPENG MALANG PADEPOKAN MANGUN DHARMA (Kajian Sastra Lisan Ruth H Finnegan)
description Cerita Panji merupakan cerita klasik Sastra Jawa yang berkembang pada periode Majapahit. Ceritanya berkisah mengenai kesatria-kesatria Jawa dengan latar tempat di Jawa, bukan India. Sebagai sebuah sastra Jawa klasik yang memiliki dampak luas terhadap kesusastraan Jawa, Cerita Panji bertransformasi dalam berbagai bentuk, salah satunya pertunjukan Wayang Topeng Malang. Sebagai dasar lakon pertunjukan Wayang Topeng Malang, Cerita Panji yang digunakan dalam pertunjukan adalah Cerita Panji Lisan. Dalam pertunjukan dalang tidak menggunakan teks baku (naskah) sebagai media dialog yang dibacakannya. Dalang menceritakan kisah dalam pertunjukannya hanya didasarkan pada aspek ingatannya saja. Salah satu lakon yang bersumber dari Cerita Panji lisan, yaitu Lahire Panji. Cerita ini mengisahkan mengenai orang tua Panji Asmarabangun, yaitu Panji Amiluhur dan Dewi Sakyaningrat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui komposisi dan transmisi, pertunjukan (struktur dan tekstur), serta fungsi cerita bagi masyarakat. Untuk menjawab ketiga permasalahan tersebut digunakan teori sastra lisan Ruth Finnegan. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan pendekatan sosiologi sastra. Penelitian dilakukan di Padepokan Mangun Dharma, Desa Tulusbesar, Kecamatan Tumpang, Kabupaten Malang. Sumber data penelitian, yaitu (1) pertunjukan yang dilakukan pada bulan Februari 2016 yang dipentaskan oleh Padepokan Seni Mangun Dharma, (2) dalang pertunjukan, (3) masyarakat, dan (4) dokumen. Untuk mengumpulkan data digunakan teknik (1) perekaman, (2) wawancara, (3) pengamatan, (4) pemotretan, (5) pencatatan, dan (6) studi dokumen. Adapun instrumen penelitian ini, yaitu 1) peneliti, 2) panduan wawancara, 3) catatan lapangan, dan 4) alat rekam. Analisis data dilakukan tidak hanya mendeskripsikan data yang telah diperoleh, tetapi juga memaknainya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Cerita Panji yang digunakan dalam pertunjukan wayang topeng bersifat “cair” dengan sejumlah variasi dan inovasi yang berupa “sanggitan” yang dilakukan oleh dalang dalam menginterpretasi sebuah lakon. Proses komposisi cerita tidak hanya dilakukan sebelum ataupun ketika pertunjukan berlangsung, tetapi dilakukan ketika dan pertunjukan berlangsung. Pada proses pengkomposisian cerita yang digunakan dalam pertunjukan, ditemukan terdapat beberapa konteks yang mempengaruhi dalang dalam mengkomposisikan sebuah cerita, yaitu situasi dan lama pertunjukannya. Dalam mewariskan sastra lisan ini, cara transmisi yang digunakan adalah nyantrik. Model transmisi untuk menjadi seorang dalang pertunjukan tidak hanya dilakukan antar-individu, tetapi juga berhubungan dengan Yang Maha Kuasa. Terdapat dua jenis pewarisan, yaitu dalang berdasarkan garis keturunan dan dalang bukan garis keturunan. Berdasarkan pada aspek temporal dan panggung terdapat perkembangan, yaitu waktu pertunjukan tidak hanya semalam penuh tetapi juga bisa beberapa jam saja dan terdapat perubahan panggung yang dahulu dilakukan dipelataran kini dilakukan di atas panggung. Pada kisahan Lakon Lahire Panji yang dipentaskan ditemukan bahwa cerita tidak memiliki alur yang sama dalam setiap penampilannya. Latar waktu yang digunakan tidak berkaitan dengan sejarah. Pada pertunjukan Lakon Lahire Panji sebagai sebuah pertunjukan wayang topeng digunakan beberapa instrumen pengiring, yaitu gamelan, kendhang, kenong, dan gong dengan kekahasan pada gamelan yang berlaras pelog. Kostum yang digunakan pun tidak kaku, tetapi didasarkan pada karakteristik tiap padepokan dalam memaknai suatu cerita dalam pertunjukannya. Di sisi lain, pementasan Pertunjukan Wayang Topeng Malang dengan lakon Lahire Panji berfungsi sebagai media pengharapan kelahiran dan kerukunan antarmanusia, sarana pembelajaran, hiburan, dan sarana pemertahanan tradisi.
format Theses and Dissertations
NonPeerReviewed
author EGGY FAJAR ANDALAS, 121414153025
author_facet EGGY FAJAR ANDALAS, 121414153025
author_sort EGGY FAJAR ANDALAS, 121414153025
title SASTRA LISAN LAKON LAHIRE PANJI PADA PERTUNJUKAN WAYANG TOPENG MALANG PADEPOKAN MANGUN DHARMA (Kajian Sastra Lisan Ruth H Finnegan)
title_short SASTRA LISAN LAKON LAHIRE PANJI PADA PERTUNJUKAN WAYANG TOPENG MALANG PADEPOKAN MANGUN DHARMA (Kajian Sastra Lisan Ruth H Finnegan)
title_full SASTRA LISAN LAKON LAHIRE PANJI PADA PERTUNJUKAN WAYANG TOPENG MALANG PADEPOKAN MANGUN DHARMA (Kajian Sastra Lisan Ruth H Finnegan)
title_fullStr SASTRA LISAN LAKON LAHIRE PANJI PADA PERTUNJUKAN WAYANG TOPENG MALANG PADEPOKAN MANGUN DHARMA (Kajian Sastra Lisan Ruth H Finnegan)
title_full_unstemmed SASTRA LISAN LAKON LAHIRE PANJI PADA PERTUNJUKAN WAYANG TOPENG MALANG PADEPOKAN MANGUN DHARMA (Kajian Sastra Lisan Ruth H Finnegan)
title_sort sastra lisan lakon lahire panji pada pertunjukan wayang topeng malang padepokan mangun dharma (kajian sastra lisan ruth h finnegan)
publishDate 2016
url http://repository.unair.ac.id/60715/1/ABSTRAK.pdf
http://repository.unair.ac.id/60715/2/FULLTEXT%20TKSB%2010-17%20And%20s.pdf
http://repository.unair.ac.id/60715/
http://lib.unair.ac.id
_version_ 1681148169948233728
spelling id-langga.607152017-08-21T17:03:18Z http://repository.unair.ac.id/60715/ SASTRA LISAN LAKON LAHIRE PANJI PADA PERTUNJUKAN WAYANG TOPENG MALANG PADEPOKAN MANGUN DHARMA (Kajian Sastra Lisan Ruth H Finnegan) EGGY FAJAR ANDALAS, 121414153025 PN1-6790 Literature (General) Cerita Panji merupakan cerita klasik Sastra Jawa yang berkembang pada periode Majapahit. Ceritanya berkisah mengenai kesatria-kesatria Jawa dengan latar tempat di Jawa, bukan India. Sebagai sebuah sastra Jawa klasik yang memiliki dampak luas terhadap kesusastraan Jawa, Cerita Panji bertransformasi dalam berbagai bentuk, salah satunya pertunjukan Wayang Topeng Malang. Sebagai dasar lakon pertunjukan Wayang Topeng Malang, Cerita Panji yang digunakan dalam pertunjukan adalah Cerita Panji Lisan. Dalam pertunjukan dalang tidak menggunakan teks baku (naskah) sebagai media dialog yang dibacakannya. Dalang menceritakan kisah dalam pertunjukannya hanya didasarkan pada aspek ingatannya saja. Salah satu lakon yang bersumber dari Cerita Panji lisan, yaitu Lahire Panji. Cerita ini mengisahkan mengenai orang tua Panji Asmarabangun, yaitu Panji Amiluhur dan Dewi Sakyaningrat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui komposisi dan transmisi, pertunjukan (struktur dan tekstur), serta fungsi cerita bagi masyarakat. Untuk menjawab ketiga permasalahan tersebut digunakan teori sastra lisan Ruth Finnegan. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan pendekatan sosiologi sastra. Penelitian dilakukan di Padepokan Mangun Dharma, Desa Tulusbesar, Kecamatan Tumpang, Kabupaten Malang. Sumber data penelitian, yaitu (1) pertunjukan yang dilakukan pada bulan Februari 2016 yang dipentaskan oleh Padepokan Seni Mangun Dharma, (2) dalang pertunjukan, (3) masyarakat, dan (4) dokumen. Untuk mengumpulkan data digunakan teknik (1) perekaman, (2) wawancara, (3) pengamatan, (4) pemotretan, (5) pencatatan, dan (6) studi dokumen. Adapun instrumen penelitian ini, yaitu 1) peneliti, 2) panduan wawancara, 3) catatan lapangan, dan 4) alat rekam. Analisis data dilakukan tidak hanya mendeskripsikan data yang telah diperoleh, tetapi juga memaknainya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Cerita Panji yang digunakan dalam pertunjukan wayang topeng bersifat “cair” dengan sejumlah variasi dan inovasi yang berupa “sanggitan” yang dilakukan oleh dalang dalam menginterpretasi sebuah lakon. Proses komposisi cerita tidak hanya dilakukan sebelum ataupun ketika pertunjukan berlangsung, tetapi dilakukan ketika dan pertunjukan berlangsung. Pada proses pengkomposisian cerita yang digunakan dalam pertunjukan, ditemukan terdapat beberapa konteks yang mempengaruhi dalang dalam mengkomposisikan sebuah cerita, yaitu situasi dan lama pertunjukannya. Dalam mewariskan sastra lisan ini, cara transmisi yang digunakan adalah nyantrik. Model transmisi untuk menjadi seorang dalang pertunjukan tidak hanya dilakukan antar-individu, tetapi juga berhubungan dengan Yang Maha Kuasa. Terdapat dua jenis pewarisan, yaitu dalang berdasarkan garis keturunan dan dalang bukan garis keturunan. Berdasarkan pada aspek temporal dan panggung terdapat perkembangan, yaitu waktu pertunjukan tidak hanya semalam penuh tetapi juga bisa beberapa jam saja dan terdapat perubahan panggung yang dahulu dilakukan dipelataran kini dilakukan di atas panggung. Pada kisahan Lakon Lahire Panji yang dipentaskan ditemukan bahwa cerita tidak memiliki alur yang sama dalam setiap penampilannya. Latar waktu yang digunakan tidak berkaitan dengan sejarah. Pada pertunjukan Lakon Lahire Panji sebagai sebuah pertunjukan wayang topeng digunakan beberapa instrumen pengiring, yaitu gamelan, kendhang, kenong, dan gong dengan kekahasan pada gamelan yang berlaras pelog. Kostum yang digunakan pun tidak kaku, tetapi didasarkan pada karakteristik tiap padepokan dalam memaknai suatu cerita dalam pertunjukannya. Di sisi lain, pementasan Pertunjukan Wayang Topeng Malang dengan lakon Lahire Panji berfungsi sebagai media pengharapan kelahiran dan kerukunan antarmanusia, sarana pembelajaran, hiburan, dan sarana pemertahanan tradisi. 2016 Thesis NonPeerReviewed text id http://repository.unair.ac.id/60715/1/ABSTRAK.pdf text id http://repository.unair.ac.id/60715/2/FULLTEXT%20TKSB%2010-17%20And%20s.pdf EGGY FAJAR ANDALAS, 121414153025 (2016) SASTRA LISAN LAKON LAHIRE PANJI PADA PERTUNJUKAN WAYANG TOPENG MALANG PADEPOKAN MANGUN DHARMA (Kajian Sastra Lisan Ruth H Finnegan). Thesis thesis, Universitas Airlangga. http://lib.unair.ac.id