FAKTOR RISIKO PADA ORANGTUA, ANAK, DAN LINGKUNGAN YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN SCHISTOSOMIASIS DI KECAMATAN LINDU KABUPATEN SIGI SULAWESI TENGAH
Schistosomiasis merupakan penyakit parasit kronis yang di sebabkan cacing trematoda darah dari genus Schistosoma. Schistosomiasis termasuk penyakit tropis yang menempati urutan kedua di dunia setelah malaria. Di Indonesia Schistosomiasis hanya terdapat di area terisolir di Sulawesi Tengah. Kecama...
Saved in:
Main Author: | |
---|---|
Format: | Theses and Dissertations NonPeerReviewed |
Language: | English English |
Published: |
2017
|
Subjects: | |
Online Access: | http://repository.unair.ac.id/60971/1/abstrak.pdf http://repository.unair.ac.id/60971/2/TESIS_TRI%20SULISTIYAWATI_NIM.011314253006.compressed.pdf http://repository.unair.ac.id/60971/ |
Tags: |
Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
|
Institution: | Universitas Airlangga |
Language: | English English |
Summary: | Schistosomiasis merupakan penyakit parasit kronis yang di sebabkan cacing
trematoda darah dari genus Schistosoma. Schistosomiasis termasuk penyakit tropis yang
menempati urutan kedua di dunia setelah malaria. Di Indonesia Schistosomiasis hanya
terdapat di area terisolir di Sulawesi Tengah. Kecamatan Lindu merupakan daerah
pertama ditemukan kasus Schistosomiasis, hal ini erat kaitannya dengan lingkungan
pertanian dan perkebunan serta kondisi geografis.
Prevalensi Schistosomiasis di Kecamatan Lindu Kabupaten Sigi menjadi masalah
kesehatan di masyarakat. Data Dinkes Kabupaten Sigi menunjukkan bahwa selama
tahun 2011 hingga 2015 menunjukkan prevalensi kasus Schistosomiasis setiap tahunnya
masih naik turun dan masih diatas target yakni 1%. Prevalensi Schistosomiasis tahun
2015 masih terbilang tinggi sebesar 1,24 %.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui prevalensi Schistosomiasis anak usia 7-
12 tahun serta mengetahui faktor risiko orangtua, pengetahuan, anak dan kesehatan
lingkungan yang mempengaruhi kejadian Schistosomiasis pada anak umur 7-12 tahun di
Kecamatan Lindu Kabupaten Sigi Sulawesi Tengah. Penelitian ini bersifat analitik
dengan rancangan penelitian Cross-Sectional. Besar sampel sebanyak 223 responden
orangtua dan 223 responden anak umur 7 hingga 12 tahun. Pengambilan sampel secara
acak sampel klaster di wilayah kerja Kecamatan Lindu. Data responden diambil melalui
metode wawancara menggunakan kuesioner dan lembar observasional. Data sekunder
pemeriksaan survey tinja menggunakan metode Kato kat’z didapat laboratorium
Schistosomiasis. Data dianalisis dengan menggunakan Chi-square, Spearman rho untuk
menganalisis variabel dan Logistic regression dengan interval kepercayaan 95% dan
nilai α sebesar 0,05.
Hasil penelitian menunjukan bahwa faktor anak yang berhubungan signifikan p <
0,05 adalah jenis kelamin (p=0,002) dan perilaku memakai alas kaki di luar rumah
(p=0,012). Faktor anak yang tidak ada hubungan signifikan adalah umur (p=0,395),
pengetahuan (p=0,701), perilaku bab/bak di jamban/wc (p=0,553), perilaku cuci tangan
dengan sabun setelah bab/bak (p=0,346), perilaku bermain di sawah/rawa-rawa
(p=0,745), serta perilaku berenang di sungai/danau (p=0,685). Faktor orngtua/pengasuh
yang tidak ada hubungan signifikan adalah umur (p=0,238), status hubungan (p=
0,203), pendidikan (p= 0,971), pekerjaan (p=0,108), pengetahuan (p = 0,116), sikap
(p=0,401) serta perilaku (p=0,435). Faktor kesehatan lingkungan yang tidak ada
hubungan signifikan adalah memiliki jamban/wc (p=0,883), kamar mandi (p=0,806),
memiliki tempat cuci (p=0,599), sumber air bersih (p=1,000) posisi rumah dekat suspek
fokus keong (p=0,769).
Hasil uji multivariat menunjukan bahwa faktor dominan yang mempengaruhi
kejadian Schistosomiasis pada anak adalah status hubungan orang tua (ibu) (p=0,022),
dan umur responden orangtua (p=0,049).Penelitian ini menunjukkan bahwa faktor Host mendominasi faktor yang
mempengaruhi peningkatan kejadian Schistosomiasis pada anak umur 7-12 tahun di
Kecamatan Lindu Kabupaten Sigi Sulawesi Tengah. Sesuai hasil penelitian ini
disarankan peningkatan sosialisasi mengenai bahaya Schistosomiasis dari pihak Dinas
Kesehatan dan Puskesmas. Hasil kegiatan survey tinja dilaporkan sesuai kategori umur
sehingga dapat di ketahui prevalensi Schistosomiasis pada anak umur 7 hingga 12 tahun
di Kecamatan Lindu setiap tahunnya. Sekolah memberikan pendidikan kepada siswa
akan pentingnya pencegahan Schistosomiasis sehingga dapat memperbaiki perilaku
yang mempengaruhi prevalensi Schistosomiasis. Peneliti selanjutnya dapat melakukan
penelitian yang sejenis dengan menggunakan pengukuran dan melibatkan lebih banyak
subyek penelitian, sehingga hasilnya dapat digeneralisir dalam kelompok subyek yang
lebih luas. |
---|