PERBEDAAN EFEKTIVITAS EKSTRAK TEH HIJAU DAN EGCG SEBAGAI ANTIOKSIDAN PADA TIKUS WISTAR KONDISI IMUNOKOMPROMAIS DENGAN INFEKSI C. albicans

Latar Belakang: Keadaan imunokompromais dapat meningkatkan kadar reactive oxygen species (ROS) dengan meningkatkan aktivitas NOX-2. Pada kondisi imunokompromais, penderita rentan terhadap infeksi C. albicans. C. albicans memiliki kemampuan adaptif terhadap stres oksidatif dengan merubah bentuk me...

Full description

Saved in:
Bibliographic Details
Main Author: MUHAMMAD YOGA WARDHANA, 021311133050
Format: Theses and Dissertations NonPeerReviewed
Language:Indonesian
Indonesian
Published: 2016
Subjects:
Online Access:http://repository.unair.ac.id/61072/1/KG.%20133-17%20War%20p%20ABSTRAK.pdf
http://repository.unair.ac.id/61072/2/KG.%20133-17%20War%20p.pdf
http://repository.unair.ac.id/61072/
http://lib.unair.ac.id
Tags: Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
Institution: Universitas Airlangga
Language: Indonesian
Indonesian
id id-langga.61072
record_format dspace
spelling id-langga.610722017-08-29T01:22:10Z http://repository.unair.ac.id/61072/ PERBEDAAN EFEKTIVITAS EKSTRAK TEH HIJAU DAN EGCG SEBAGAI ANTIOKSIDAN PADA TIKUS WISTAR KONDISI IMUNOKOMPROMAIS DENGAN INFEKSI C. albicans MUHAMMAD YOGA WARDHANA, 021311133050 RK1-715 Dentistry Latar Belakang: Keadaan imunokompromais dapat meningkatkan kadar reactive oxygen species (ROS) dengan meningkatkan aktivitas NOX-2. Pada kondisi imunokompromais, penderita rentan terhadap infeksi C. albicans. C. albicans memiliki kemampuan adaptif terhadap stres oksidatif dengan merubah bentuk menjadi hifa sehingga tidak mudah untuk difagositosis. Jumlah ROS yang tinggi jika tidak diimbangi dengan antioksidan yang cukup, maka dapat menyebabkan kerusakan jaringan melalui mekanisme peroksidasi lipid yang dapat diukur dengan produk kerusakan yang bersifat toksik yaitu Malondialdehid (MDA). Untuk mencegah kerusakan yang lebih parah, dibutuhkan antioksidan eksogenus, seperti dari ekstrak teh hijau dengan kandungan katekin dan EGCG yang bersifat antioksidan. Tujuan: Untuk mengetahui perbedaan efektivitas pemberian ekstrak teh hijau dan EGCG sebagai antioksidan untuk mencegah kerusakan jaringan melalui indikator kadar MDA. Metode: Penelitian ini berjenis true experimental laboratoris dengan rancangan randomized post test control group design menggunakan 24 sampel tikus Wistar dengan berumur 3 bulan. Sampel dibagi menjadi kelompok normal (K-), kelompok imunokompromais (K+), kelompok perlakuan ekstrak teh hijau 1,25% selama 3 hari (P1) dan 7 hari (P3), kelompok perlakuan EGCG 1% selama 3 hari (P2) dan 7 hari (P4). Semua kelompok tikus perlakuan diinduksi deksametason 3,2 mg/kgBB dan tetrasiklin 120 mg/kgBB kemudian diinokulasi viable cell 3x108 C. albicans sebelum diberi perlakuan. Kadar MDA pada plasma darah tikus tiap kelompok kemudian ditambahkan reagen TBA dan TCA yang kemudian absorbansi kadar MDA diperiksa dengan spektrofotometer. Hasil: Terdapat perbedaan signifikan antara kelompok perlakuan ekstrak teh hijau dihari ke 3 (P1) dengan ke 7 (P3) (nilai p=0,000), serta kelompok perlakuan EGCG di hari ke 3 (P2) dengan ke 7 (P4) (nilai p=0,005). Akan tetapi tidak ada perbedaan signifikan antara kelompok perlakuan ekstrak teh hijau (P1) dengan EGCG (P2) di hari ke 3 (nilai p=0,011) dan kelompok perlakuan ekstrak teh hijau (P3) dan EGCG (P4) (nilai p=0,992) Kesimpulan: Tidak terdapat perbedaan signifikan antara pemberian ekstrak teh hijau dengan EGCG dalam menurunkan kadar MDA pada tikus Wistar imunokompromais dengan infeksi C. albicans. Kata Kunci: Imunokompromais, C. albicans, ROS, MDA, Antioksidan 2016 Thesis NonPeerReviewed text id http://repository.unair.ac.id/61072/1/KG.%20133-17%20War%20p%20ABSTRAK.pdf text id http://repository.unair.ac.id/61072/2/KG.%20133-17%20War%20p.pdf MUHAMMAD YOGA WARDHANA, 021311133050 (2016) PERBEDAAN EFEKTIVITAS EKSTRAK TEH HIJAU DAN EGCG SEBAGAI ANTIOKSIDAN PADA TIKUS WISTAR KONDISI IMUNOKOMPROMAIS DENGAN INFEKSI C. albicans. Skripsi thesis, UNIVERSITAS AIRLANGGA. http://lib.unair.ac.id
institution Universitas Airlangga
building Universitas Airlangga Library
country Indonesia
collection UNAIR Repository
language Indonesian
Indonesian
topic RK1-715 Dentistry
spellingShingle RK1-715 Dentistry
MUHAMMAD YOGA WARDHANA, 021311133050
PERBEDAAN EFEKTIVITAS EKSTRAK TEH HIJAU DAN EGCG SEBAGAI ANTIOKSIDAN PADA TIKUS WISTAR KONDISI IMUNOKOMPROMAIS DENGAN INFEKSI C. albicans
description Latar Belakang: Keadaan imunokompromais dapat meningkatkan kadar reactive oxygen species (ROS) dengan meningkatkan aktivitas NOX-2. Pada kondisi imunokompromais, penderita rentan terhadap infeksi C. albicans. C. albicans memiliki kemampuan adaptif terhadap stres oksidatif dengan merubah bentuk menjadi hifa sehingga tidak mudah untuk difagositosis. Jumlah ROS yang tinggi jika tidak diimbangi dengan antioksidan yang cukup, maka dapat menyebabkan kerusakan jaringan melalui mekanisme peroksidasi lipid yang dapat diukur dengan produk kerusakan yang bersifat toksik yaitu Malondialdehid (MDA). Untuk mencegah kerusakan yang lebih parah, dibutuhkan antioksidan eksogenus, seperti dari ekstrak teh hijau dengan kandungan katekin dan EGCG yang bersifat antioksidan. Tujuan: Untuk mengetahui perbedaan efektivitas pemberian ekstrak teh hijau dan EGCG sebagai antioksidan untuk mencegah kerusakan jaringan melalui indikator kadar MDA. Metode: Penelitian ini berjenis true experimental laboratoris dengan rancangan randomized post test control group design menggunakan 24 sampel tikus Wistar dengan berumur 3 bulan. Sampel dibagi menjadi kelompok normal (K-), kelompok imunokompromais (K+), kelompok perlakuan ekstrak teh hijau 1,25% selama 3 hari (P1) dan 7 hari (P3), kelompok perlakuan EGCG 1% selama 3 hari (P2) dan 7 hari (P4). Semua kelompok tikus perlakuan diinduksi deksametason 3,2 mg/kgBB dan tetrasiklin 120 mg/kgBB kemudian diinokulasi viable cell 3x108 C. albicans sebelum diberi perlakuan. Kadar MDA pada plasma darah tikus tiap kelompok kemudian ditambahkan reagen TBA dan TCA yang kemudian absorbansi kadar MDA diperiksa dengan spektrofotometer. Hasil: Terdapat perbedaan signifikan antara kelompok perlakuan ekstrak teh hijau dihari ke 3 (P1) dengan ke 7 (P3) (nilai p=0,000), serta kelompok perlakuan EGCG di hari ke 3 (P2) dengan ke 7 (P4) (nilai p=0,005). Akan tetapi tidak ada perbedaan signifikan antara kelompok perlakuan ekstrak teh hijau (P1) dengan EGCG (P2) di hari ke 3 (nilai p=0,011) dan kelompok perlakuan ekstrak teh hijau (P3) dan EGCG (P4) (nilai p=0,992) Kesimpulan: Tidak terdapat perbedaan signifikan antara pemberian ekstrak teh hijau dengan EGCG dalam menurunkan kadar MDA pada tikus Wistar imunokompromais dengan infeksi C. albicans. Kata Kunci: Imunokompromais, C. albicans, ROS, MDA, Antioksidan
format Theses and Dissertations
NonPeerReviewed
author MUHAMMAD YOGA WARDHANA, 021311133050
author_facet MUHAMMAD YOGA WARDHANA, 021311133050
author_sort MUHAMMAD YOGA WARDHANA, 021311133050
title PERBEDAAN EFEKTIVITAS EKSTRAK TEH HIJAU DAN EGCG SEBAGAI ANTIOKSIDAN PADA TIKUS WISTAR KONDISI IMUNOKOMPROMAIS DENGAN INFEKSI C. albicans
title_short PERBEDAAN EFEKTIVITAS EKSTRAK TEH HIJAU DAN EGCG SEBAGAI ANTIOKSIDAN PADA TIKUS WISTAR KONDISI IMUNOKOMPROMAIS DENGAN INFEKSI C. albicans
title_full PERBEDAAN EFEKTIVITAS EKSTRAK TEH HIJAU DAN EGCG SEBAGAI ANTIOKSIDAN PADA TIKUS WISTAR KONDISI IMUNOKOMPROMAIS DENGAN INFEKSI C. albicans
title_fullStr PERBEDAAN EFEKTIVITAS EKSTRAK TEH HIJAU DAN EGCG SEBAGAI ANTIOKSIDAN PADA TIKUS WISTAR KONDISI IMUNOKOMPROMAIS DENGAN INFEKSI C. albicans
title_full_unstemmed PERBEDAAN EFEKTIVITAS EKSTRAK TEH HIJAU DAN EGCG SEBAGAI ANTIOKSIDAN PADA TIKUS WISTAR KONDISI IMUNOKOMPROMAIS DENGAN INFEKSI C. albicans
title_sort perbedaan efektivitas ekstrak teh hijau dan egcg sebagai antioksidan pada tikus wistar kondisi imunokompromais dengan infeksi c. albicans
publishDate 2016
url http://repository.unair.ac.id/61072/1/KG.%20133-17%20War%20p%20ABSTRAK.pdf
http://repository.unair.ac.id/61072/2/KG.%20133-17%20War%20p.pdf
http://repository.unair.ac.id/61072/
http://lib.unair.ac.id
_version_ 1681148229739085824