PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK BIJI BLUSTRU (Luffa cylindrica Roem) TERHADAP ANGKA KEBUNTINGAN DAN JUMLAH JANIN PADA MENCIT (Mus musculus)

• Main Author: ISTAR ABADI, 069311965
• Format: Theses and Dissertations NonPeerReviewed
• Language: Indonesian
• Published: 1999
• Subjects: SF405.5-407 Laboratory animals
• Online Access: http://repository.unair.ac.id/61249/1/kk%20kh%2016.99%20aba%20p.pdf; http://repository.unair.ac.id/61249/; http://lib.unair.ac.id
• Institution: Universitas Airlangga

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh pembenan ekstrak biji Blustru (Luffs cylindric8 Roem) terhadap angka kebuntingan dan jumlah janin yang dapat dikandung mencit (Mus musculus) pada satu periode kebuntingan. Hewan coba yang digunskan terdin atas 24 ekor mencit betina strain Balb--G berumur dua sampai tiga bulan dengan berst badan 20 -30 9 diperoleh dan Pusst Vetennana Farms Surabaya. Penelitian dilakukan dengan model percobaan Rancangan Acak Lengkap (RAL). Mencit betina tersebut dibagi menjadi empat perlakuan sehingga masing-masing perlakuan terdin atas enam ekor mencit sebagai ulangan. Perlakuan yang diberikan pada perlakuan I, II dan III berupa 0,2 ml suspensi ekstrak biji Blustru dalam pelarut CMC Na 0,5 % dengan dosis berturut-berturut yaitu 30, mglkg, 90 mg/kg dan 270 mglkg berat badan mendt. Perlakuan pada kontrol hanya diberikan plasebo 0,2 ml pelarut CMC Na 0,5 % tanpa ekstrak biji Blustru. Periakuan diberikan secara oral sekali sehari selama 10 hari. Setelah selesai perlakuan, mecit betina dikumpulkan dengan meneit jantan dengan perbandingan satu pejantan dan tiga meneit betina sampai terjadi kopulasi. Pemenksaan kebuntingan dan penghitungan jumlah janin dilakukan pada han ke 19 umur kebuntingan dengan cara laparotomi. Hasil pemeriksaan menunjukkan adanya penurunan angka kebuntingan pada perlakuan III dengan persentase angka kebuntingan sebesar 16,67 % dan berbeda nyata dengan kontrol (p < O,OS). Jumlah janin yang dikandung mencit pada satu periode kebuntingan juga mengalami penurunan pada perlakuan III dengan rataan jumlah janin 1 ± 2,45 ekor dan berbeda nyata dengan perlakuan lainnya (p < O,OS).