ANALISIS KEJADIAN COMPUTER VISION SYNDROME PADA OPERATOR VISUAL DISPLAY TERMINAL (Studi di beberapa bagian BRI Kantor Wilayah Surabaya)
Komputer merupakan alat yang dapat memudahkan pekerjaan administrasi dan meningkatkan performansi kerja. Namun tanpa disadari bekerja di depan VDT dalam jangka waktu yang lama dapat berisiko berbagai macam keluhan seperti keluhan astenopia, sindroma mata kering, penurunan ketajaman penglihatan,...
Saved in:
Main Author: | |
---|---|
Format: | Theses and Dissertations NonPeerReviewed |
Language: | English English |
Published: |
2017
|
Subjects: | |
Online Access: | http://repository.unair.ac.id/61401/1/abstrak.pdf http://repository.unair.ac.id/61401/2/TESIS%20RIANA%20ALFI%20HASANAH%20101424253012.compressed.pdf http://repository.unair.ac.id/61401/ |
Tags: |
Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
|
Institution: | Universitas Airlangga |
Language: | English English |
Summary: | Komputer merupakan alat yang dapat memudahkan pekerjaan administrasi
dan meningkatkan performansi kerja. Namun tanpa disadari bekerja di depan
VDT dalam jangka waktu yang lama dapat berisiko berbagai macam keluhan
seperti keluhan astenopia, sindroma mata kering, penurunan ketajaman
penglihatan, dan ekstraokuler. Kumpulan dari gejala tersebut disebut dengan
sebutan Computer vision syndrome.
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk menganalisis
pengaruh faktor risiko kapasitas kerja dan faktor risiko beban tugas terhadap
kejadian computer vision syndrome. Penelitian ini merupakan penelitian
kuantitatif yang menggunakan metode penelitian analitik dengan studi cross
sectional. Jumlah populasi dalam penelitian ini adalah 78 responden dan sampel
yang diambil adalah sebanyak 40 responden dengan teknik pengumpulan data
berupa pengisian kuesioner, observasi sikap kerja, pemeriksaan kelelahan mata,
dan kesehatan mata. untuk mengetahui besarnya pengaruh masing – masing faktor
risiko terhadap kejadian CVS pada operator VDT dilakukan analisis univariat
dengan distribusi frekuensi dan tabulasi silang serta analisis bivariat dengan uji
regresi logistik sederhana, dan analisis multivariat dengan uji regresi logistik
ganda.
Hasil analisis regresi logistik ganda menunjukkan bahwa faktor risiko
yang paling berpengaruh terhadap computer vision syndrome adalah frekuensi
istirahat (p=0,025) dan jarak mata terhadap VDT (p=0,024). Istirahat yang
dilakukan setelah bekerja di depan komputer setiap lebih dari 2 jam memiliki
peluang 16,323 kali terjadinya CVS daripada responden yang istirahat dilakukan
setelah bekerja kurang dari 2 jam. Responden yang bekerja dengan jarak mata ke
VDT kurang dari 50 cm berpeluang 9,965 kali terjadi CVS daripada jarak mata
responden ke VDT lebih dari 50 cm. |
---|