PRINSIP-PRINSIP PENAFSIRAN KONTRAK KOMERSIAL DILIHAT DARI BURGERLIJK WETBOEK INDONESIA DAN UNITED NATIONS CONVENTION ON CONTRACTS FOR THE INTERNATIONAL SALE OF GOODS
Penafsiran perjanjian dilakukan untuk mencari arti kehendak para pihak dalam hubungan kontraktual. Penelitian ini mengkaji Prinsip-prinsip penafsiran Perjanjian menurut Kitab Undang-Undang Hukum Perdata atau Burgerlijk Wetboek Indonesia (BW) dan United Nations Convention on Contracts for the Inte...
Saved in:
Main Author: | |
---|---|
Format: | Theses and Dissertations NonPeerReviewed |
Language: | English English |
Published: |
2017
|
Subjects: | |
Online Access: | http://repository.unair.ac.id/61708/1/abstrak.pdf http://repository.unair.ac.id/61708/2/Tesis%20Yana%20Risdiana%20Hukum%202015%20fin2.pdf http://repository.unair.ac.id/61708/ |
Tags: |
Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
|
Institution: | Universitas Airlangga |
Language: | English English |
id |
id-langga.61708 |
---|---|
record_format |
dspace |
spelling |
id-langga.617082017-09-24T19:19:49Z http://repository.unair.ac.id/61708/ PRINSIP-PRINSIP PENAFSIRAN KONTRAK KOMERSIAL DILIHAT DARI BURGERLIJK WETBOEK INDONESIA DAN UNITED NATIONS CONVENTION ON CONTRACTS FOR THE INTERNATIONAL SALE OF GOODS YANA RISDIANA, 031043055 K Law Penafsiran perjanjian dilakukan untuk mencari arti kehendak para pihak dalam hubungan kontraktual. Penelitian ini mengkaji Prinsip-prinsip penafsiran Perjanjian menurut Kitab Undang-Undang Hukum Perdata atau Burgerlijk Wetboek Indonesia (BW) dan United Nations Convention on Contracts for the International Sale of Goods (CISG) dengan metode perbandingan hukum. Hasil penelitian menunjukan titik keberangkatan (starting point) penafsiran kontrak, baik pada BW atau CISG, dengan pendekatan subjektif dengan memeriksa pikiran kehendak dari para pihak (state of mind of the parties), walaupun formulasi aturan pada kedua produk hukum tersebut memperlihatkan perbedaan besar dimana CISG sudah secara tegas memasukan unsur pengetahuan para pihak dan berbasis tindakan hukum yang dipandang mencakup pelbagai fase hubungan kontraktual. Dalam hal kehendak para pihak tidak dapat diketahui dengan pendekatan subjektif, CISG menggunakan pendekatan objektif dengan memasukkan konsep reasonable person untuk mempertimbangkan seluruh fase kontraktual, sementara BW menggunakan prinsip itikad baik dengan penekanan pada fase pasca dibuatnya kontrak. 2017-09-25 Thesis NonPeerReviewed text en http://repository.unair.ac.id/61708/1/abstrak.pdf text en http://repository.unair.ac.id/61708/2/Tesis%20Yana%20Risdiana%20Hukum%202015%20fin2.pdf YANA RISDIANA, 031043055 (2017) PRINSIP-PRINSIP PENAFSIRAN KONTRAK KOMERSIAL DILIHAT DARI BURGERLIJK WETBOEK INDONESIA DAN UNITED NATIONS CONVENTION ON CONTRACTS FOR THE INTERNATIONAL SALE OF GOODS. Thesis thesis, Universitas Airlangga. |
institution |
Universitas Airlangga |
building |
Universitas Airlangga Library |
country |
Indonesia |
collection |
UNAIR Repository |
language |
English English |
topic |
K Law |
spellingShingle |
K Law YANA RISDIANA, 031043055 PRINSIP-PRINSIP PENAFSIRAN KONTRAK KOMERSIAL DILIHAT DARI BURGERLIJK WETBOEK INDONESIA DAN UNITED NATIONS CONVENTION ON CONTRACTS FOR THE INTERNATIONAL SALE OF GOODS |
description |
Penafsiran perjanjian dilakukan untuk mencari arti kehendak para pihak dalam
hubungan kontraktual. Penelitian ini mengkaji Prinsip-prinsip penafsiran Perjanjian
menurut Kitab Undang-Undang Hukum Perdata atau Burgerlijk Wetboek Indonesia
(BW) dan United Nations Convention on Contracts for the International Sale of Goods
(CISG) dengan metode perbandingan hukum. Hasil penelitian menunjukan titik
keberangkatan (starting point) penafsiran kontrak, baik pada BW atau CISG, dengan
pendekatan subjektif dengan memeriksa pikiran kehendak dari para pihak (state of mind
of the parties), walaupun formulasi aturan pada kedua produk hukum tersebut
memperlihatkan perbedaan besar dimana CISG sudah secara tegas memasukan unsur
pengetahuan para pihak dan berbasis tindakan hukum yang dipandang mencakup
pelbagai fase hubungan kontraktual. Dalam hal kehendak para pihak tidak dapat
diketahui dengan pendekatan subjektif, CISG menggunakan pendekatan objektif dengan
memasukkan konsep reasonable person untuk mempertimbangkan seluruh fase
kontraktual, sementara BW menggunakan prinsip itikad baik dengan penekanan pada
fase pasca dibuatnya kontrak. |
format |
Theses and Dissertations NonPeerReviewed |
author |
YANA RISDIANA, 031043055 |
author_facet |
YANA RISDIANA, 031043055 |
author_sort |
YANA RISDIANA, 031043055 |
title |
PRINSIP-PRINSIP PENAFSIRAN KONTRAK KOMERSIAL
DILIHAT DARI BURGERLIJK WETBOEK INDONESIA
DAN UNITED NATIONS CONVENTION ON CONTRACTS
FOR THE INTERNATIONAL SALE OF GOODS |
title_short |
PRINSIP-PRINSIP PENAFSIRAN KONTRAK KOMERSIAL
DILIHAT DARI BURGERLIJK WETBOEK INDONESIA
DAN UNITED NATIONS CONVENTION ON CONTRACTS
FOR THE INTERNATIONAL SALE OF GOODS |
title_full |
PRINSIP-PRINSIP PENAFSIRAN KONTRAK KOMERSIAL
DILIHAT DARI BURGERLIJK WETBOEK INDONESIA
DAN UNITED NATIONS CONVENTION ON CONTRACTS
FOR THE INTERNATIONAL SALE OF GOODS |
title_fullStr |
PRINSIP-PRINSIP PENAFSIRAN KONTRAK KOMERSIAL
DILIHAT DARI BURGERLIJK WETBOEK INDONESIA
DAN UNITED NATIONS CONVENTION ON CONTRACTS
FOR THE INTERNATIONAL SALE OF GOODS |
title_full_unstemmed |
PRINSIP-PRINSIP PENAFSIRAN KONTRAK KOMERSIAL
DILIHAT DARI BURGERLIJK WETBOEK INDONESIA
DAN UNITED NATIONS CONVENTION ON CONTRACTS
FOR THE INTERNATIONAL SALE OF GOODS |
title_sort |
prinsip-prinsip penafsiran kontrak komersial
dilihat dari burgerlijk wetboek indonesia
dan united nations convention on contracts
for the international sale of goods |
publishDate |
2017 |
url |
http://repository.unair.ac.id/61708/1/abstrak.pdf http://repository.unair.ac.id/61708/2/Tesis%20Yana%20Risdiana%20Hukum%202015%20fin2.pdf http://repository.unair.ac.id/61708/ |
_version_ |
1681148330356244480 |