PENGARUH PAJANAN KEBISINGAN PESAWAT TERHADAP PENDENGARAN, KADAR KORTISOL DAN KELUHAN KESEHATAN PADA TEKNISI SKADRON UDARA 3 LANUD ISWAHJUDI
Pajanan kebisingan pesawat dapat menyebaban efek auditori seperti gangguan pendengaran dan efek non auditori berupa stres kerja dan keluhan kesehatan seperti gangguan komunikasi, gangguan fisiologis, dan gangguan psikologis. Stres kerja dapat diidentifikasi melalui peningkatan hormon stres salah...
Saved in:
Main Author: | |
---|---|
Format: | Theses and Dissertations NonPeerReviewed |
Language: | Indonesian Indonesian |
Published: |
2017
|
Subjects: | |
Online Access: | http://repository.unair.ac.id/61936/1/FKM.183.17%20Cho%20p%20-%20Abstrak.pdf http://repository.unair.ac.id/61936/2/FKM.183.17%20Cho%20p%20-%20Sec.pdf http://repository.unair.ac.id/61936/ http://lib.unair.ac.id |
Tags: |
Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
|
Institution: | Universitas Airlangga |
Language: | Indonesian Indonesian |
Summary: | Pajanan kebisingan pesawat dapat menyebaban efek auditori seperti
gangguan pendengaran dan efek non auditori berupa stres kerja dan keluhan
kesehatan seperti gangguan komunikasi, gangguan fisiologis, dan gangguan
psikologis. Stres kerja dapat diidentifikasi melalui peningkatan hormon stres salah
satunya dengan mengidentifikasi peningkatan kadar kortisol serum. Tujuan dari
penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pajanan kebisingan pesawat
terhadap gangguan pendengaran, peningkatan kadar kortisol serum, dan keluhan
kesehatan pada teknisi.
Rancangan penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan
pendekatan cross sectional. Responden penelitian berjumlah 22 orang yang terdiri
dari dua kelompok yaitu kelompok teknisi dan kelompok non teknisi. Kelompok
teknisi adalah kelompok yang terpajan bising tinggi sedangkan kelompok non
teknisi adalah kelompok kontrol yang terpajan bising rendah. Pengambilan sampel
dilakukan dengan metode simple random sampling. Penelitian ini melakukan
pengukuran tingkat kebisingan pesawat menggunakan Sound Level Meter
sebanyak empat kali pengukuran.
Kebisingan pesawat di area flightline melebihi Nilai Ambang Batas yang
ditetapkan yaitu 85 dBA. Hasil studi menyebutkan terdapat perbedaan gangguan
pendengaran dan kadar kortisol serum pada teknisi dan non teknisi (Independent ttest;
p=0,030 dan p=0,048). Kebisingan pesawat tidak berpengaruh terhadap
peningkatan kadar kortisol serum (regresi linier berganda, p=0,051). Namun
kebisingan pesawat berpengaruh terhadap gangguan pendengaran teknisi (30%
teknisi mengalami tuli perseptif dan 10% mengalami tuli konduktif) dan keluhan
kesehatan berupa gangguan psikologis (regresi logistik, p=0,04).
Kesimpulan yang dapat diambil adalah kebisingan pesawat berpengaruh
terhadap gangguan pendengaran dan gangguan psikologis teknisi namun tidak
berpengaruh terhadap peningkatan kadar kortisol serum. Disarankan bagi peneliti
selanjutnya untuk mengukur kadar kortisol serum sore hari jika ingin melihat
pengaruh pajanan kebisingan terhadap peningkatan kadar kortissol serum. |
---|