IMOBILISASI SEL Zymomonas mobilis DAN Saccharomyces cerevisiae UNTUK MENINGKATKAN PRODUKSI BIOETANOL DARI GULA HASIL HIDROLISIS LIMBAH AMPAS TEBU
Imobilisasi adalah metode untuk menjerembab sel mikroba ke dalam suatu matriks. Penggunaan sel bebas atau sel yang tidak diimobilisasi memerlukan waktu yang lebih lama untuk menghasilkan etanol. Tujuan dalam penelitian ini yaitu untuk mendapatkan kadar etanol yang optimum dengan memerhatikan viab...
Saved in:
Main Author: | |
---|---|
Format: | Theses and Dissertations NonPeerReviewed |
Language: | English English |
Published: |
2017
|
Subjects: | |
Online Access: | http://repository.unair.ac.id/62408/1/abstrak.pdf http://repository.unair.ac.id/62408/2/TESIS%20FIX.pdf http://repository.unair.ac.id/62408/ |
Tags: |
Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
|
Institution: | Universitas Airlangga |
Language: | English English |
Summary: | Imobilisasi adalah metode untuk menjerembab sel mikroba ke dalam suatu
matriks. Penggunaan sel bebas atau sel yang tidak diimobilisasi memerlukan waktu
yang lebih lama untuk menghasilkan etanol. Tujuan dalam penelitian ini yaitu untuk
mendapatkan kadar etanol yang optimum dengan memerhatikan viabilitas sel di dalam
beads selama beberapa siklus fermentasi. Beberapa variasi yang dilakukan dalam
penelitian ini yaitu ukuran diameter beads, konsentrasi inokulum, modifikasi matriks
kalsium alginat dengan penambahan chitosan dan ampas tebu serta suhu fermentasi.
Fermentasi menggunakan dua mikroba yang diimobilisasi, keduanya memiliki
perbedaan jalur metabolik fermentasi etanol yaitu Zymomonas mobilis jalur metabolik
Entner-Duodoroff (ED) dan Saccharomyces cerevisiae jalur Embden-Meyerhoff-Parnas
(EMP). Substrat yang digunakan dalam penelitian ini yaitu limbah ampas tebu yang
dilakukan pre-treatment terlebih dahulu dengan 2% (v/v) NaOH untuk melarutkan
lignin. Kandungan selulosa setelah pre-treatment sebesar 56,70%. Selanjutnya selulosa
dipecah menjadi glukosa dengan enzim selulase yang dihasilkan oleh Pennicilium sp.
kode H9 dengan nilai aktivitas enzim CMC-ase sebesar 3,82 U/ml didapatkan gula
reduksi awal 9,97% (v/v). Dilakukan uji Anova dan dilanjutkan uji Duncan (α < 0,05)
didapatkan hasil bahwa tidak ada perbedaan kadar etanol selama empat siklus
fermentasi berlangsung, namun ada perbedaan signifikan antar variabel jika
dibandingkan dengan kontrol (sel yang tidak diimobilisasi). Kadar etanol tertinggi pada
Z. mobilis sebesar 9,98% (v/v), sedangkan pada S. cerevisiae sebesar 9,17% (v/v)
dengan variasi ukuran diameter beads 3mm, konsentrasi inokulum 10%, modifikasi
matriks kalsium alginat dengan penambahan ampas tebu, dan suhu fermentasi 35oC.
Berdasarkan hasil perhitungan kinetika fermentasi menunjukkan bahwa Z. mobilis yang
diimobilisasi memiliki waktu penggandaan diri 77,15 menit (μ=0,49) mampu
menghasilkan etanol 0,41 ml/jam (Yp/x=49,11; Yp/s=5,25; Yx/s=0,10). Sedangkan S.
cerevisiae yang diimobilisasi memiliki waktu penggandaan diri 80,563 menit (μ=0,47)
mampu menghasilkan etanol 0,38 ml/jam (Yp/x=57,55; Yp/s=5,05; Yx/s=0,08). Hasil
ini menunjukkan kadar etanol meningkat dengan menggunakan sel yang diimobilisasi
dengan penambahan ampas tebu pada modifikasi matriks kalsium alginat, dimana
efisiensi fermentasi pada Z. mobilis meningkat sebesar 1,8 kali lipat sedangkan pada S.
cerevisiae sebesar 1,6 kali lipat. |
---|