PENERIMAAN DIRI DAN POLA INTERAKSI SOSIAL EKS PENDERITA KUSTA DI DUSUN SUMBERGLAGAH, KABUPATEN MOJOKERTO
Eks penderita kusta merupakan penderita kusta yang telah selesai menjalani pengobatan dan telah dinyatakan sembuh secara medis. Meski telah dinyatakan sembuh secara medis namun stigma dan diskriminasi masih saja dialami oleh eks penderita kusta. Selain mempengaruhi kondisi psikologis, adanya sti...
Saved in:
Main Author: | |
---|---|
Format: | Theses and Dissertations NonPeerReviewed |
Language: | Indonesian Indonesian |
Published: |
2017
|
Subjects: | |
Online Access: | http://repository.unair.ac.id/62415/1/FKM.%20273-17%20Ang%20p%20-%20abstrak.pdf http://repository.unair.ac.id/62415/2/FKM.%20273-17%20Ang%20p%20-%20sec.pdf http://repository.unair.ac.id/62415/ http://lib.unair.ac.id |
Tags: |
Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
|
Institution: | Universitas Airlangga |
Language: | Indonesian Indonesian |
Summary: | Eks penderita kusta merupakan penderita kusta yang telah selesai
menjalani pengobatan dan telah dinyatakan sembuh secara medis. Meski telah
dinyatakan sembuh secara medis namun stigma dan diskriminasi masih saja
dialami oleh eks penderita kusta. Selain mempengaruhi kondisi psikologis, adanya
stigma dan penolakan dari masyarakat dapat menimbulkan masalah sosial yang
dapat mempengaruhi interaksi sosial khususnya bagi eks penderita kusta. Tujuan
penelitian ini adalah mendeskripsikan penerimaan diri dan pola interaksi sosial
eks penderita kusta di Dusun Sumberglagah, Kabupaten Mojokerto berdasarkan
konsep sehat dari aspek mental dan sosial.
Metode yang digunakan adalah metode deskriptif kualitatif dengan teknik
pengumpulan data observasi, wawancara, dan dokumentasi. Instrumen dalam
penelitian ini adalah pedoman wawancara. Wawancara dilakukan dengan 11
orang yaitu 8 orang eks penderita kusta sebagai informan dan 3 orang tokoh
masyarakat sebagai informan kunci. Penentuan sumber informan dalam penelitian
ini menggunakan purposive sampling. Aspek yang diteliti dalam penelitian ini
meliputi penerimaan diri, penerimaan terhadap orang lain, pola interaksi asosiatif,
dan pola interaksi disosiatif. Data yang diperoleh selanjutnya dianalisis melalui
tahap reduksi, penyajian data, selanjutnya penarikan kesimpulan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerimaan diri mayoritas informan
sudah baik. Informan sudah bisa menerima keberadaan masyarakat lain. Interaksi
asosiatif terjadi dalam bentuk kerja sama, asimilasi, dan akomodasi. Interaksi
disosiatif informan dengan masyarakat lain yaitu dalam bentuk kontravensi.
Interaksi disosiatif yang lebih sering dialami informan yaitu konflik dan
persaingan sesama eks penderita kusta.
Kesimpulan pada penelitian ini adalah penerimaan diri informan yang baik
dapat mendukung terciptanya kesehatan mental yang optimal. Pola interaksi sosial
informan dengan masyarakat lain lebih mengarah ke interaksi asosiatif. Meskipun
demikian perlu adanya upaya untuk mengurangi interaksi disosiatif yang masih
terjadi sehingga dapat mendukung terciptanya kesehatan sosial yang optimal baik
bagi eks penderita kusta maupun masyarakat lain. |
---|