PROTOTIPE BLOOD WARMER BERBASIS MIKROKONTROLER (BAGIAN II)
Transfusi darah merupakan hal yang sangat penting dilakukan dalam dunia medis karena untuk membantu pasien yang mengalami kekurangan darah. Banyak faktor yang menyebabkan kegagalan pada transfusi darah salah satunya adalah terjadi hipotemia dan hipertermia. Hipertermia merupakan penurunan suhu tu...
Saved in:
Main Author: | |
---|---|
Format: | Theses and Dissertations NonPeerReviewed |
Language: | Indonesian Indonesian |
Published: |
2017
|
Subjects: | |
Online Access: | http://repository.unair.ac.id/62436/1/FV%20OSI%2020-17%20Suh%20p%20Abstrak.pdf http://repository.unair.ac.id/62436/2/FV%20OSI%2020-17%20Suh%20p%20Sec.pdf http://repository.unair.ac.id/62436/ http://lib.unair.ac.id |
Tags: |
Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
|
Institution: | Universitas Airlangga |
Language: | Indonesian Indonesian |
Summary: | Transfusi darah merupakan hal yang sangat penting dilakukan dalam dunia medis
karena untuk membantu pasien yang mengalami kekurangan darah. Banyak faktor
yang menyebabkan kegagalan pada transfusi darah salah satunya adalah terjadi
hipotemia dan hipertermia. Hipertermia merupakan penurunan suhu tubuh
manusia yang disebabkan suhu darah yang ditransfusi lebih rendah daripada suhu
tubuh manusia, sedangkan hipertermia disebabkan suhu darah yang ditransfusi
lebih tinggi daripada suhu tubuh manusia. Hipotermia dan hipertermia dapat
menyebabkan kematian pada manusia, untuk itu dilakukan penstabilan suhu darah
saat transfusi darah. Penstabilan suhu darah saar transfusi darah digunakan alat
Blood Warmer yang menggunakan heater sebagai sumber panasnya. Pemanasan
akan dilakukan pada selang sehingga darah tidak akan rusak. Penghangat pada
selang ini menggunakan peltier yang dikendalikan suhunya dengan driver heater.
Semakin lama heater bekerja semakin besar daya yang dibutuhkan. Dengan
menggunakan hasil regresi linier sebesar y = 0,0079x + 0,0792 dimasukkan pada
software codevisioan avr untuk mengontrol kipas dan peltier dari mikrokontroler.
Apabila suhu lingkungan berbeda-beda dan suhu setpoint tetap maka akan
menghasilkan setpoint yang stabil. Dengan adanya variasi lama waktu peltier
dalam memanaskan selang darah maka akan mengahsilkan setpoint yang tetap. |
---|