FAKTOR DETERMINAN TERHADAP KELUHAN SUBJEKTIF MUSCULOSKELETAL (MSDS) PADA PEKERJA HOME INDUSTRY UD. SINAR KENCANA

Keluhan musculoskeletal dapat terjadi baik pada sektor formal maupun sektor informal seperti pada home industry UD. Sinar Kencana. Pekerjaan yang masih dilakukan secara manual dapat menyebabkan pekerja berisiko mengalami keluhan musculoskeletal. Keluhan musculoskeletal dapat terjadi karena bebera...

Full description

Saved in:
Bibliographic Details
Main Author: FARA LIZENDA PERMATASARI, 101311133006
Format: Theses and Dissertations NonPeerReviewed
Language:Indonesian
Indonesian
Published: 2017
Subjects:
Online Access:http://repository.unair.ac.id/62528/1/FKM.%20298-17%20Per%20f%20-%20abstrak.pdf
http://repository.unair.ac.id/62528/2/FKM.%20298-17%20Per%20f%20-%20sec.pdf
http://repository.unair.ac.id/62528/
http://lib.unair.ac.id
Tags: Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
Institution: Universitas Airlangga
Language: Indonesian
Indonesian
Description
Summary:Keluhan musculoskeletal dapat terjadi baik pada sektor formal maupun sektor informal seperti pada home industry UD. Sinar Kencana. Pekerjaan yang masih dilakukan secara manual dapat menyebabkan pekerja berisiko mengalami keluhan musculoskeletal. Keluhan musculoskeletal dapat terjadi karena beberapa faktor determinan seperti faktor individu, faktor pekerjaan, dan faktor lingkungan. Tujuan dari penelitian ini adalah mempelajari faktor determinan terhadap keluhan musculoskeletal pada home industry UD. Sinar Kencana. Penelitian ini merupakan penelitian obsevasional deskriptif, menggunakan desain penelitian cross sectional. Sampel penelitian adalah total populasi sebanyak 20 pekerja di home industry UD. Sinar Kencana. Pengumpulan data meliputi usia, masa kerja, riwayat penyakit otot dan sendi, posisi kerja, suhu dan kelembaban, dan pencahayaan. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah crosstabulation dan nilai korelasi Phi and Creamers V. Hasil penelitian menunjukkan bahwa keluhan musculoskeletal 80% dialami oleh pekerja berusia ≤30 tahun, sedangkan untuk masa kerja 1-5 tahun 77,8% mengalami keluhan musculoskeletal. Pekerja yang memiliki riwayat penyakit 66,7% mengalami keluhan musculoskeletal. Posisi kerja berhubungan dengan keluhan musculoskeletal dengan nilai korelasi sebesar 0,212. Pekerja yang bekerja dengan suhu dan kelembaban yang ≥NAB sebesar 63,6%, dan pekerja yang bekerja dengan pencahayan yang ≤NAB sebesar 60% mengalami keluhan musculoskeletal. Kesimpulan dari penelitian ini adalah faktor individu, faktor pekerjaan, dan faktor ingungan dapat menjadi faktor determinan terhadap keluhan musculoskeletal. pekerja yang memiliki posisi kerja yang berisiko, dan bekerja pada lingkungan kerja yang tidak baik dapat mengalami keluhan musculoskeletal tingkat tinggi. Oleh karena itu diperlukan tindakan perbaikan seperti stasiun kerja untuk posisi kerja agar tidak berisiko, menambahkan penerangan buatan seperti lampu, memasang kipas angin atau exhaust fan dan exhaust hood agar tempat kerja tidak terlalu panas.