SPESIFISITAS ANTIBODI SUGARCANE MOSAIC VIRUS (SCMV) DARI SERUM KELINCI MENGGUNAKAN METODE IMUNODIFUSI DAN WESTERN BLOT
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui spesifisitas dan sensitivitas antibodi poliklonal yang dihasilkan dari kelinci jantan dan betina dengan metode Imunodifusi dan western blot. Antigen yang digunakan merupakan protein rekombinan kapsid SCMV (PK-SCMV). Antigen diinjeksikan pada kelinci janta...
Saved in:
Main Author: | |
---|---|
Format: | Theses and Dissertations NonPeerReviewed |
Language: | Indonesian Indonesian |
Published: |
2017
|
Subjects: | |
Online Access: | http://repository.unair.ac.id/62843/1/MPB.57.17%20.%20Put.s%20-%20ABSTRAK.pdf http://repository.unair.ac.id/62843/2/MPB.57.17%20.%20Put.s%20-%20SEC.pdf http://repository.unair.ac.id/62843/ http://lib.unair.ac.id |
Tags: |
Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
|
Institution: | Universitas Airlangga |
Language: | Indonesian Indonesian |
Summary: | Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui spesifisitas dan sensitivitas
antibodi poliklonal yang dihasilkan dari kelinci jantan dan betina dengan metode
Imunodifusi dan western blot. Antigen yang digunakan merupakan protein
rekombinan kapsid SCMV (PK-SCMV). Antigen diinjeksikan pada kelinci jantan
dan betina galur New Zealand White (Oryctolagus cuniculus) pada dosis 500μg
dengan penambahan adjuvant untuk menstimulasi pembentukan antibodi
poliklonal PK-SCMV yang akan digunakan dalam analisis metode serologi.
Injeksi antigen PK-SCMV dilakukan dengan interval satu minggu dan koleksi
serum dilakukan empat minggu setelah injeksi pertama. Serum yang didapat,
dianalisis menggunakan imunodifusi untuk mengetahui terbentuknya antibodi
poliklonal dengan menguji serum kelinci pada tiap minggu pengambilan. Analisis
spesifistas dan sensitivitas antibodi poliklonal yang terbentuk, dianalisis dengan
metode western blot. Hasil penelitian menunjukkan, kelinci jantan dan betina
dapat memproduksi antibodi poliklonal PK-SCMV dan dapat mendeteksi antigen
PK-SCMV pada berat molekul (BM) 40 kDa dengan pengenceran antibodi 1000x
dan 2000x. Antibodi poliklonal PK-SCMV kelinci jantan dan betina juga mampu
mendeteksi SCMV dari cairan daun tebu sakit pada fraksi insolubel dengan BM
40 kDa. Antibodi poliklonal PK-SCMV yang dihasilkan oleh kelinci betina lebih
sensitif dari kelinci jantan. Antibodi poliklonal PK-SCMV yang berasal dari
kelinci betina dapat mendeteksi antigen PK-SCMV pada konsentrasi 1000ng
sampai 10ng dan mendeteksi PK-SCMV dari cairan daun tebu sakit pada fraksi
solubel dan insolubel, sedangkan antibodi poliklonal PK-SCMV yang berasal dari
kelinci jantan hanya mampu mendeteksi antigen PK-SCMV pada konsentrasi
1000ng sampai 100ng dan mendeteksi PK-SCMV dari cairan daun tebu sakit
hanya pada fraksi insolubel. |
---|