PENGARUH POLISAKARIDA KRESTIN DARI EKSTRAK Coriolus versicolor TERHADAP AKTIVITAS FAGOSITOSIS DAN KONSENTRASI TNF-α PADA Mus musculus YANG DIINFEKSI OLEH Mycobacterium fortuitum

Salah satu senyawa yang banyak dimanfaatkan dari ekstrak C. versicolor adalah polisakarida krestin (PSK) yang mampu berperan sebagai imunomodulator. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh waktu pemberian polisakarida krestin (PSK) ekstrak Coriolus versicolor terhadap aktivitas fagositosi...

Full description

Saved in:
Bibliographic Details
Main Author: FAUZIYYAH RETNO ANGGRAENI, 081311433025
Format: Theses and Dissertations NonPeerReviewed
Language:Indonesian
Indonesian
Published: 2017
Subjects:
Online Access:http://repository.unair.ac.id/62848/1/MPB.60.17%20.%20Ang.p%20-%20ABSTRAK.pdf
http://repository.unair.ac.id/62848/2/MPB.60.17%20.%20Ang.p%20-%20SEC.pdf
http://repository.unair.ac.id/62848/
http://lib.unair.ac.id
Tags: Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
Institution: Universitas Airlangga
Language: Indonesian
Indonesian
Description
Summary:Salah satu senyawa yang banyak dimanfaatkan dari ekstrak C. versicolor adalah polisakarida krestin (PSK) yang mampu berperan sebagai imunomodulator. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh waktu pemberian polisakarida krestin (PSK) ekstrak Coriolus versicolor terhadap aktivitas fagositosis dan konsentrasi TNF-α pada Mus musculus yang diinfeksi oleh Mycobacterium fortuitum. Penelitian ini menggunakan 30 ekor M. musculus (mencit) betina dewasa berumur 8-10 minggu dan dengan berat badan 25-30 gram. Mencit dibagi enam kelompok, yaitu K (kontrol), K+ (kontrol positif), K- (kontrol negatif), P1(diberi PSK sebelum diinfeksi M. fortuitum), P2 (diberi PSK setelah diinfeksi M. fortuitum), P3 (diberi PSK sebelum dan sesudah diinfeksi bakteri M. fortuitum). Polisakarida krestin diberikan secara oral gavage dengan dosis 50 mg/kg berat badan selama sepuluh hari dan M. fortuitum diinfeksikan dua kali dengan selang waktu dua minggu secara intraperitonial dengan konsentrasi 106 sel/mL. Pengamatan aktivitas fagositosis dilakukan dengan pembuatan smear fagositosis dengan pewarnaan Zeihl Neelsen dan konsentrasi TNF-α dengan menggunakan metode Sandwitch-ELISA. Data aktivitas fagositosis diuji menggunakan uji normalitas Kolmogorof-Sminorv dan homogenitas variansi yang dilanjutkan dengan uji Brown-Forsythe dan Uji Games-howell. Data konsentrasi TNF-α diuji menggunakan uji normalitas Kolmogorof-Sminorv dan homogenitas variansi yang dilanjutkan dengan uji Brown-Forsythe. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa PSK meningkatkan aktivitas fagositosis paling tinggi pada sebelum infeksi bakteri (P1) yakni sebesar 50% dibandingkan dengan kontrol sebesar 23,3% dan polisakarida krestin tidak meningkatkan konsentrasi TNF-α. Kesimpulan penelitian ini bahwa PSK dapat meningkatkan aktivitas fagositosis jika digunakan secara berkelanjutan, namun polisakarida krestin tidak dapat meningkatkan konsentrasi TNF-α.