PERBEDAAN DISTRIBUSI DOSIS ANTARA APLIKATOR VAGINAL CYLINDER DAN OVOID PADA BRAKITERAPI KANKER SERVIKS

Brakiterapi adalah salah satu metode untuk terapi kanker, terutama kanker serviks. Brakiterapi intrakaviter dilakukan dengan memasukkan aplikator ke dalam tubuh pasien. Berbagai macam jenis aplikator bisa digunakan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan distribusi dosis antara aplik...

Full description

Saved in:
Bibliographic Details
Main Author: CINDY ANINDYA PUTRI WINARYA, 081311333070
Format: Theses and Dissertations NonPeerReviewed
Language:Indonesian
Indonesian
Published: 2017
Subjects:
Online Access:http://repository.unair.ac.id/63027/1/MPF.54.17%20.%20Win.p%20-%20ABSTRAK.pdf
http://repository.unair.ac.id/63027/2/MPF.54.17%20.%20Win.p%20-%20SEC.pdf
http://repository.unair.ac.id/63027/
http://lib.unair.ac.id
Tags: Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
Institution: Universitas Airlangga
Language: Indonesian
Indonesian
Description
Summary:Brakiterapi adalah salah satu metode untuk terapi kanker, terutama kanker serviks. Brakiterapi intrakaviter dilakukan dengan memasukkan aplikator ke dalam tubuh pasien. Berbagai macam jenis aplikator bisa digunakan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan distribusi dosis antara aplikator vaginal cylinder dan ovoid pada brakiterapi kanker serviks. Terdapat 16 data dosis radiasi pada point A dan dosis DVH. Dosis awal yang diberikan pada pasien berkisar antara 6 – 8,5 Gy. Perhitungan dosis radiasi berdasarkan AAPM TG-43 menggunakan program Brachytherapy Planning dilakukan pada point A dan dosis DVH. Dosis radiasi menggunakan kedua aplikator dianalisis menggunakan uji independent t-test. Ratarata dosis menggunakan aplikator ovoid adalah 2,596 Gy untuk point A kanan dan 2,630 Gy untuk point A kiri, dengan aplikator vaginal cylinder adalah 1,565 Gy pada point A kanan dan 1,564 Gy pada point A kiri. Ada perbedaan dosis signifikan pada point A menggunakan kedua jenis aplikator (sig.=0,007 dan sig.=0,001). Distribusi dosis pada saat D100 menunjukkan ada beda signifikan (sig.=0,015), sementara pada D90 dan D50 tidak ada beda signifikan antara kedua aplikator (sig.=0,200 dan sig.=0,580) dengan p=0,05. Kedua aplikator efektif menurut kriteria pertama dari EMBRACE yaitu dosis >6 Gy per fraksi pada D90 target. Namun aplikator vaginal cylinder memberikan dosis yang lebih besar pada D90 sehingga menurut Ka- BAPETEN No. 21 tahun 2002 aplikator vaginal cylinder lebih efektif dalam brakiterapi kanker serviks.