PENGARUH JARAK SPINNERET DENGAN BAK KOAGULAN TERHADAP SIFAT MEKANIK DAN KINERJA KOMPOSIT MEMBRAN FOTOKATALITIK HOLLOW FIBER SELULOSA ASETAT-TiO2 UNTUK DEGRADASI PROFENOFOS

• Main Author: IRMA KHOIRONI, 081311533042
• Format: Theses and Dissertations NonPeerReviewed
• Language: Indonesian; Indonesian
• Published: 2017
• Subjects: QD Chemistry
• Online Access: http://repository.unair.ac.id/63116/1/MPK%2020-17%20Kho%20p%20Abstrak.pdf; http://repository.unair.ac.id/63116/2/MPK%2020-17%20Kho%20p%20Sec.pdf; http://repository.unair.ac.id/63116/; http://lib.unair.ac.id
• Institution: Universitas Airlangga

Teknologi membran hollow fiber banyak diaplikasikan dalam berbagai bidang terutama pemisahan, pengolahan limbah termasuk degradasi pestisida. Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh air gap terhadap sifat mekanik dan kinerja komposit membran fotokatalitik hollow fiber selulosa asetat-TiO2 untuk degradasi profenofos. Komposit membran fotokatalitik hollow fiber selulosa asetat-TiO2 dibuat dengan metode inversi fasa menggunakan larutan dope dengan komposisi 22% selulosa asetat, 50,8% aseton, formamida 27% dan TiO2 0,2%. Pada proses spinning, dilakukan variasi jarak air gap 10, 15, 20, 25, 30 cm. Karakterisasi membran hollow fiber meliputi pengukuran ketebalan, uji sifat mekanik membran dengan uji tarik, uji SEM (Scanning Electron Microscopy), uji FTIR (Fourier Transform Infra Red), kinerja membran dengan menentukan fluks, rejeksi dan diaplikasikan untuk degradasi profenofos. Hasil penelitian diperoleh komposit membran fotokatalitik hollow fiber selulosa asetat-TiO2 yang memiliki sifat mekanik dan kinerja optimum pada air gap 30 cm dengan karakterisasi membran optimal adalah ketebalan 0,088 mm, stress 6624,36 KN/m2, strain 0,142, Modulus Young 46650,46 KN/m2. Hasil aplikasi komposit membran fotokatalitik hollow fiber selulosa asetat-TiO2 untuk degradasi profenofos adalah nilai fluks 51,84 L/m2.jam, rejeksi 42,83% dan efisiensi degradasi sebesar 42,83%. Larutan profenofos yang dikontakkan langsung dengan TiO2 memiliki efisiensi degradasi sebesar 2,02%