ANALISIS RESEPSI PENGGEMAR TERHADAP FAN SERVICE YANG DILAKUKAN GRUP IDOLA ARASHI : STUDI KASUS ANGGOTA KOMUNITAS ARASHINDO INDONESIA

Arashi adalah salah satu idol terkenal di Jepang. Arashi memiliki penggemar dari seluruh dunia. Pada setiap penampilannya, Arashi berusaha untuk menghibur dan membuat penggemarnya merasa bahagia dan senang. Usaha untuk menyenangkan penggemar tersebut dikenal dengan fan service (fan saabisu). Kons...

Full description

Saved in:
Bibliographic Details
Main Author: Firtha Ayu Rachmasari, 121113037
Format: Theses and Dissertations NonPeerReviewed
Language:Indonesian
Indonesian
Published: 2017
Subjects:
Online Access:http://repository.unair.ac.id/63828/1/FS%20J%2004-17%20Rac%20a%20Abstrak.pdf
http://repository.unair.ac.id/63828/2/FS%20J%2004-17%20Rac%20a%20Sec.pdf
http://repository.unair.ac.id/63828/
http://lib.unair.ac.id
Tags: Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
Institution: Universitas Airlangga
Language: Indonesian
Indonesian
Description
Summary:Arashi adalah salah satu idol terkenal di Jepang. Arashi memiliki penggemar dari seluruh dunia. Pada setiap penampilannya, Arashi berusaha untuk menghibur dan membuat penggemarnya merasa bahagia dan senang. Usaha untuk menyenangkan penggemar tersebut dikenal dengan fan service (fan saabisu). Konsep fan service dalam idol ditunjukan melalui dua cara yaitu member-ai dan skinship. Penelitian ini bertujuan mencari tahu penerimaan anggota komunitas Arashindo terhadap fan service yang dilakukan Arashi. Penelitian ini mendapatkan data melalui metode in depth interview. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif melalui pendekatan studi kasus. Penelitian ini menggunakan teori resepsi Stuart Hall (encoding-decoding) untuk mencari posisisi penerimaan para responden. Penelitian ini menemukan bahwa responden masuk pada dua kategori yaitu dominant-hegemonic dan negotiated. Responden dominant-hegemonic menyetujui semua pesan yang disampaikan oleh encoder (Arashi, agensi, produser) dan menerjemahkan ulang sesuai aturan encoding. Sebaliknya, responden negotiated menerima dan memahami pesan yang disampaikan encoder, tetapi mereka memiliki pengecualian lalu membuat aturannya sendiri.