ANALISIS PENGARUH PRODUK CACAT PADA KUALITAS PAKAN TERNAK AYAM FERMENTASI MENGGUNAKAN METODE DMAIC SIX SIGMA DI UD. BINA TERNAK PONOROGO
Pengendalian kualitas adalah sesuatu hal yang sangat penting dalam perusahaan manufaktur. Apabila perusahaan manufaktur tidak bisa mngendalikan kualitas produknya maka perusahaan tersebut tidak dapat bertahan dan kehilangan konsumennya, salah satu contohnya adalah UD. Bina Ternak Ponorogo, dimana...
Saved in:
Main Author: | |
---|---|
Format: | Theses and Dissertations NonPeerReviewed |
Language: | Indonesian Indonesian |
Published: |
2017
|
Subjects: | |
Online Access: | http://repository.unair.ac.id/64278/3/KKB%20KK-2%20B%20170_17%20Fat%20a%20ABSTRAK.pdf http://repository.unair.ac.id/64278/2/KKB%20KK-2%20B%20170_17%20Fat%20a.pdf http://repository.unair.ac.id/64278/ http://lib.unair.ac.id |
Tags: |
Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
|
Institution: | Universitas Airlangga |
Language: | Indonesian Indonesian |
Summary: | Pengendalian kualitas adalah sesuatu hal yang sangat penting dalam
perusahaan manufaktur. Apabila perusahaan manufaktur tidak bisa mngendalikan
kualitas produknya maka perusahaan tersebut tidak dapat bertahan dan kehilangan
konsumennya, salah satu contohnya adalah UD. Bina Ternak Ponorogo, dimana
usaha dagang ini berfokus pada produksi pakan ternak. Penelitian ini bertujuan
untuk menganalisis penyebab cacat proses produksi pada pakan ternak tersebut.
Alat pengendalian kualitas yang saya gunakan untuk perusahaan ini adalah
DMAIC Six Sigma.
Six Sigma adalah suatu peningkatan kualitas menuju target 3,4 kegagalan
persejuta kesempatan (DPMO) untuk setiap transaksi produk (barang atau jasa).
Tahap DMAIC (Define, Measure, Analyze, Improve and Control) adalah langkah
yang berfokus pada pengurangan atau menghilangkan proses yang tidak produktif
untuk meningkatkan kualitas menuju target six sigma. Pada tahap define
menentukan proses apa yang akan diukur yaitu proses packaging pada pakan
ayam fermentasi jenis petelur, kemudian tahap measure mengukur nilai DPMO
dan dikonversikan ke nilai sigma. Pada tahap analyze mengidentifikasi sumbersumber
dan akar penyebab kecacatan dengan menggunakan diagram pareto dan
diagram fishbone, setelah itu tahap improve membuat diagram FMEA untuk
menindaklanjuti penyebab potensial atau variable cacat secara detail. Selanjutnya
pada tahap control membuat SOP (Standard Operational Procedure) terhadap
kegiatan-kegiatan yang dilakukan yang menunjang proses produksi secara rinci
dan sistematis untuk mencegah terjadinya kesalahan yang sama dalam upaya
penurunan defect.
Hasil pada penelitian ini menunjukan bahwa pada tahap define proses
pengemasan termasuk proses yang mengalami defect, tahap measure dapat
menentukan Critical to Quality (CTQ) yang menyebabkan produk cacat yaitu
pakan mengeras dan berjamur serta nilai DPMO 6.993 dan dikonversi nilai sigma
yaitu 3,95. Tahap analyze menyusun diagram pareto dan fishbone yang
menghasilkan defect terbesar sampai terkecil yaitu pakan mengeras (66), dan
pakan berjamur (34), tahap improve membuat diagram FMEA untuk mengetahui
skala prioritas perbaikan yang akan dilakukan. Tahap control melakukan
standarisasi dalam penurunan defect. |
---|