PORKAS SAMPAI SDSB DI INDONESIA TAHUN 1985-1993
Tulisan ini mengkaji tentang Porkas, KSOB, dan SDSB yang berlaku di Indonesia pada tahun 1985-1993. Penulisan ini bertujuan memberi gambaran mengenai perjudian yang terjadi pada tahun 1985-1993 di Indonesia. Masalah yang dibahas adalah proses perkembangan Porkas sampai SDSB dan dampaknya dalam d...
Saved in:
Main Author: | |
---|---|
Format: | Theses and Dissertations NonPeerReviewed |
Language: | Indonesian Indonesian |
Published: |
2017
|
Subjects: | |
Online Access: | http://repository.unair.ac.id/64523/1/FS%20Sej%2046-17%20Maj%20p%20Abstrak.pdf http://repository.unair.ac.id/64523/2/FS%20Sej%2046-17%20Maj%20p%20Sec.pdf http://repository.unair.ac.id/64523/ http://lib.unair.ac.id |
Tags: |
Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
|
Institution: | Universitas Airlangga |
Language: | Indonesian Indonesian |
Summary: | Tulisan ini mengkaji tentang Porkas, KSOB, dan SDSB yang berlaku di
Indonesia pada tahun 1985-1993. Penulisan ini bertujuan memberi gambaran
mengenai perjudian yang terjadi pada tahun 1985-1993 di Indonesia. Masalah
yang dibahas adalah proses perkembangan Porkas sampai SDSB dan dampaknya
dalam dinamika kehidupan masyarakat di Indonesia tahun 1985-1993. Metode
yang digunakan adalah metode penulisan sejarah yang terdiri dari lima tahapan,
yaitu pemilihan topik, pengumpulan sumber, verifikasi, interpretasi, serta
penulisan. Penelitian ini didukung oleh data-data yang diperoleh dan dikaji
dengan metode penelitian sejarah. Hasil penelitian menunjukan bahwa Porkas,
KSOB dan SDSB adalah bentuk kegiatan pengumpulan dana yang diterapkan
pemerintah dengan dalih sumbangan untuk membiayai pembinaan olahraga.
Sebelum diberlakukan Porkas pemerintah telah melakukan studi banding lewat
Departemen Sosial selama dua tahun di Inggri. Porkas berakhir pada Desember
1987 karena desakan masyarakat. Sementara KSOB adalah pengganti Porkas,
yang secara tidak berbeda dari Porkas hingga Desember 1988, kemudian diganti
dengan SDSB. SDSB lebih kental dengan judi karena selain jenis kupon yang
dilegalkan pemerintah, beredar pula lotere buntut untuk dua, tiga atau empat
angka yang dijual jauh lebih murah. Dan permainan buntut inilah yang sering
melibatkan sebagian besar rakyat berpenghasilan rendah, berikut ekses-eksesnya.
Penyebab berakhirnya SDSB juga sama yakni desakan masyarakat khususnya
kaum agamawan dan mahasiswa. |
---|