H.S. SYAMSURI MERTOYOSO TAHUN 1919-2001

Penulisan ini mengambil tema tentang biografi seorang jendral kepolisian sekaligus kapolda Jawa Timur pada era tahun 1970 – 1972 an yang pada saat itu telah merubah kondisi kepolisian Jawa Timur. Masa skripsi ini menjadikan H.S. Syamsuri Mertoyoso (1919 – 2001) sebagai subjek penulisan. Permasala...

Full description

Saved in:
Bibliographic Details
Main Author: Putra Prima Taqwa, 120914029
Format: Theses and Dissertations NonPeerReviewed
Language:Indonesian
Indonesian
Published: 2017
Subjects:
Online Access:http://repository.unair.ac.id/64525/1/FS%20Sej%2048-17%20Taq%20p%20Abstrak.pdf
http://repository.unair.ac.id/64525/2/FS%20Sej%2048-17%20Taq%20p%20Sec.pdf
http://repository.unair.ac.id/64525/
http://lib.unair.ac.id
Tags: Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
Institution: Universitas Airlangga
Language: Indonesian
Indonesian
Description
Summary:Penulisan ini mengambil tema tentang biografi seorang jendral kepolisian sekaligus kapolda Jawa Timur pada era tahun 1970 – 1972 an yang pada saat itu telah merubah kondisi kepolisian Jawa Timur. Masa skripsi ini menjadikan H.S. Syamsuri Mertoyoso (1919 – 2001) sebagai subjek penulisan. Permasalahan yang diangkat diantaranya adalah sosiokultural Syamsuri Mertoyoso dibesarkan, proses pendidikan yang diperoleh hingga pada puncak karier sebagai kapolda Jawa Timur. Metode yang digunakan metode sejarah; heuristik, kritik, interpretasi dan penulisan yang kebanyakan memakai sumber lisan serta sumber–sumber tertulis yang berkaitan dengan penulisan biografi. Setu Syamsuri Mertoyoso putra ketujuh dari pasangan Mertoyoso dan Sitem. Setu Syamsuri Mertoyoso lahir pada tanggal 31 Mei 1919 di Kabupaten Kebumen. Berasal dari keluarga petani kecil di suatu desa yang bernama Pringtutul yang letaknya sangat jauh dari kabupaten Kebumen. Faktor lingkungan keluarga yang mendukung serta peranan seorang kakak yang mendukung untuk terus maju dan keinginan tekad yang kuat membuat Syamsuri Mertoyoso melakukan perantauan ke tempat kakanya yang berada di Cirebon untuk menimba ilmu kepolisian. Pada perjalanan menimba ilmu kepolisian di Cirebon Syamsuri akhirnya di tugaskan di Walikukun, setelah di Walikukun Syamsuri mendapatkan tugas di Pasuruan dan Malang. Malang adalah mulai perjuangan Syamsuri Mertoyoso dalam melawan penjajahan dimulai dari era Kolonial Belanda, Jepang, hingga Agresi Militer Belanda. Setelah kemerdekaan RI, Syamsuri Mertoyoso menjalankan kariernya sebagai Polisi di berbagai daerah mulai menjadi KADAPOL (Kepala Daerah Kepolisian) Aceh hingga puncak karier terakhirnya menjadi KAPOLDA Jawa Timur. Pada tahun 2001 adalah akhir perjalanan hidup Syamsuri Mertoyoso dikarenakan penyakit yang di deritanya dan membuat Syamsuri Mertoyoso meninggal dunia, kemudian dimakamkan di Kota Malang sebagai tempat perjuangannya dulu.