Studi Penggunaan Antibiotika Cephalosporin Pada Pasien Meningitis Bakteri (Penelitian Dilakukan Di Unit Perawatan Intermediete Penyakit Infeksi Rsud Dr. Soetomo Surabaya)
Meningitis adalah suatu reaksi inflamasi yang mengenai selaput otak yang melapisi otak dan medula spinalis, sehingga melibatkan arachnoid, piameter, dan cairan serebrospinal (CSS). Pada terapi meningitis perlu diberikan antibiotik namun tidak semua antibiotik bisa menembus Blod Brain Barrier (BBB)....
Saved in:
Summary: | Meningitis adalah suatu reaksi inflamasi yang mengenai selaput otak yang melapisi otak dan medula spinalis, sehingga melibatkan arachnoid, piameter, dan cairan serebrospinal (CSS). Pada terapi meningitis perlu diberikan antibiotik namun tidak semua antibiotik bisa menembus
Blod Brain Barrier (BBB). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pola penggunaan antibiotika pada pasien Meningitis Bakteri dengan di Unit Perawatan Intermediete Penyakit Infeksi RSUD Dr. Soetomo Surabaya meliputi jenis, bentuk sediaan, dosis, rute, waktu dan lama pemberian
antibiotika yang digunakan. Cephalosporin termasuk antibiotik β-Laktam dengan struktur, khasiat, dan sifat yang mirip penicillin. Diperoleh secara semisintesis dari
cephalosporin C yang dihasilkan jamur Cephalosporium acremonium. Inti senyawa cephalosporin adalah 7-ACA (7-amino-cephalosporanc acid). Mekanisme kerja cephalosporin yaitu menghambat sintesis dinding sel bakteri.
Ceftriaxone adalah cephalosporin generasi tiga yang digunakan secara IV pada terapi meningitis yang disebabkan oleh bakteri Haemophilus influenzae, Neisseria meningitidis, Streptococcus pneumoniae atau Enterobacteriaceae (Escherichia colli, Klebsiella). Ceftriaxone tidak efektif
digunakan sendiri sebagai terapi empiris untuk meningitis dimana Listeria monocytogenes, enterococci, staphylococci, atau Pseudomonas aeruginosa mungkin menjadi penyebabnya sehingga harus dikombinasi dengan ampicillin IV dan dengan atau tanpa aminoglycoside. Penelitian dilakukan secara observasional dan retrospektif terhadap Dokumen Medik Kesehatan (DMK) pasien di instalasi rawat inap Departemen Ilmu Penyakit Saraf RSUD Dr.Soetomo Surabaya periode 1
September 2015 sampai 30 November 2015. Dari hasil penelitian ini diperoleh data pasien dengan diagnosis akhir yang mendapatkan terapi antibiotika lebih dari 3 hari sejumlah 10 pasien. Hasil dari penelitian ini adalah terapi antibiotika yang umumnya digunakan pada pasien meningitis adalah ceftriaxone 2x2 g IV. 5 pasien mendapat terapi kombinasi 2 antibiotik 62%, 2 pasien mendapat terapi
kombinasi 3 antibiotik 25%, 1 pasien mendapat terapi kombinasi 4 antibiotik 13%. |
---|