Deteksi dini Autisme Masa Kanak di PAUD Anggrek Kelurahan Sawunggaling Wonokromo Surabaya

• Main Authors: Setiawati, Yunias, Yuniar, Sasanti
• Format: Monograph NonPeerReviewed
• Language: English
• Published: UPPM Fakultas Kedokteran Unair 2013
• Subjects: R735-854 Medical education. Medical schools. Research
• Online Access: http://repository.unair.ac.id/64844/1/Karil1.deteksi_dini.pdf; http://repository.unair.ac.id/64844/
• Institution: Universitas Airlangga

Gangguan mental emosional merupakan suatu keadaan yang mengindikasikan individu mengalami suatu perubahan emosional yang dapat berkembang menjadi keadaan patologis apabila terus berlanjut sehingga perlu dilakukan antisipasi agar kesehatan jiwa masyarakat tetap terjaga. Istilah lain gangguan mental emosional adalah distress psikologik dan distress emosional. (ldaiani, 2009) Angka kejadian gangguan mental di dunia masih cukup tinggi. Pada tahun 2000, melalui studi global burden disease, WHO mendapatkan data gangguan mental sebesar l2%, tahun 2001 meningkat menjadi l3% dan diprediksi akan meningkat menjadi l5% pada tahun 2020 (WHO, 2001) Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2007, prevalensi gangguan mental emosional penduduk di Indonesia yang berusia >15 tahun adalah sebesar ll,60 . (Idaiani, 2009) Data tersebut di atas menunjukkan bahwa masih cukup tinggi prevalensi gangguan mental emosional pada penduduk devrasa di Indonesia. Oleh sebab itu, sangatlah penting uniuk dilakukan deteksi dini gangguan mental emosional pada penduduk sejak kecil, sebab gangguan mental emosional juga bisa dialami oleh anak usia 6 tahun ke bawah (DEPKES RI,2006) Pada dekade terakhir ini salah satu gangguan mental emosional yang paling sering datang ke klinis adalah autisme masa kanak, dimana diagnosis dapat ditegakkan sebelum usia 3 tahun.