POLA PENGGUNAAN OBAT PADA PASIEN SPONDILITIS ANKILOSA (Penelitian Dilakukan di Poli Penyakit Dalam Rumah Sakit Universitas Airlangga Surabaya)
Spondilitis ankilosa (SA) adalah penyakit inflamasi kronik yang dimediasi oleh sistem imun yang utamanya menyerang sendi sakroliaka dan tulang belakang. SA termasuk salah satu dari spondiloartritis (SpA) yang menyerang sendi terutama pada kerangka aksial yang pada akhirnya menyebabkan pertumbuhan tu...
Saved in:
Main Author: | |
---|---|
Format: | Theses and Dissertations NonPeerReviewed |
Language: | Indonesian Indonesian |
Published: |
2016
|
Subjects: | |
Online Access: | http://repository.unair.ac.id/64871/1/KKC%20KK%20FF%20FK%2005-17%20Saf%20p-Abstrak.pdf http://repository.unair.ac.id/64871/2/KKC%20KK%20FF%20FK%2005-17%20Saf%20p.pdf http://repository.unair.ac.id/64871/ http://lib.unair.ac.id |
Tags: |
Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
|
Institution: | Universitas Airlangga |
Language: | Indonesian Indonesian |
Summary: | Spondilitis ankilosa (SA) adalah penyakit inflamasi kronik yang dimediasi oleh sistem imun yang utamanya menyerang sendi sakroliaka dan tulang belakang. SA termasuk salah satu dari spondiloartritis (SpA) yang menyerang sendi terutama pada kerangka aksial yang pada akhirnya menyebabkan pertumbuhan tulang baru dan fusi sepenuhnya dari tulang belakang. Terapi farmakologis yang diberikan bertujuan untuk meringankan nyeri dan kekakuan serta menghentikan atau memperlambat progesifitas penyakit. Obat-obatan yang digunakan antara lain, Analgetika-antiinflamasi, DMARDs, dan Kortikosteroid. Penggunaan NSAIDs maupun imunoseupresan pada terapi SA diperlukan dalam jangka waktu yang panjang sehingga resiko adanya efek samping semakin meningkat maka dalam penggunaan obat-obat tersebut perlu diperhatikan dosis, frekuensi, dan lama terapi pada pasien.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pola penggunaan obat pada penderita Spondilitis Ankilosa, mengetahui hubungan antara data radiologi, data laboratorium, dan data klinis dengan terapi yang diberikan, dan mengidentifikasi problema terkait obat yang mungkin terjadi. Penelitian ini dilakukan dengan metode deskriptif secara retrospektif dengan menggunakan dokumen rekam medik pasien spondilitis ankilosa di Instalasi Rawat Jalan Poli Penyakit Dalam RS Universitas Airlangga, periode 1 Januari 2014 sampai dengan 30 Juni 2016 sebagai bahan penelitian.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa SA terjadi mayoritas pada wanita (85%) dibandingkan dengan pria (15%) dengan usia kelompok terbesar 46-55 tahun (35%). Keluhan yang dialami oleh pasien adalah nyeri punggung (35%), nyeri pinggang (10%), nyeri sendi (25%), kaku leher (10%). Penyakit penyerta pada pasien SA paling banyak adalah dispepsia yaitu sebanyak (13%).
Penggunaan obat anti nyeri yang digunakan golongan NSAIDs yaitu meloksikam (55%), natrium diklofenak (35%), ibuprofen (16%) dan asam mefenamat (10%). Kortikosteroid yang digunkan sebagai bridging therapy adalah metilprednisolon (35%). Analgesik adjuvan yang digunakan adalah golongan trisiklik antidepresan yaitu amitriptilin (5%). Untuk memperlambat progresifitas penyakit digunakan DMARDs dengan jenis yang digunakan adalah sulfasalazin (65%), metotreksat (30%), doksisiklin (15%), klorokuin (5%), dan mesalazine (5%). Selain itu, juga digunakan obat sebagai pencegahan efek samping antara lain asam folat (35%) sebagai profilaksis toksisitas metotreksat serta ranitidin (40%), omeprazol (40%), dan lansoprazol (10%) sebagai pengatasan dan pencegahan stress ulcer. Masalah terkait obat yang muncul berupa interaksi obat potensial dan efek samping pada saluran cerna antara lain dispepsia, mual, dan muntah.
Dari hasil penelitian ini disarankan untuk dilakukan penelitian lebih lanjut secara prospektif untuk menilai outcome terapi SA menggunakan penilaian skala nyeri sehingga dapat menilai keberhasilan terapi yang telah diberikan. |
---|