PROFIL PENGGUNAAN PARASETAMOL DAN IBUPROFEN PADA KASUS DUKTUS ARTERIOSUS PERSISTEN (Penelitian di IRNA Anak SMF Ilmu Kesehatan Anak RSUD Dr. Soetomo Surabaya)
Duktus arteriosus persisten (DAP) adalah kegagalan menutupnya struktur duktus arteriosus sesudah kelahiran bayi. Duktus arteriosus umumnya akan menutup 3 hari setelah kelahiran. DAP umunya terjadi pada bayi prematur yang disebabkan oleh tingginya kadar prostaglandin (PGE2) karena belum sempurnanya...
Saved in:
Main Author: | |
---|---|
Format: | Theses and Dissertations NonPeerReviewed |
Language: | Indonesian Indonesian |
Published: |
2017
|
Subjects: | |
Online Access: | http://repository.unair.ac.id/65027/1/KKC%20KK%20FF%20FK%2012-17%20Tji%20p-Abstrak.pdf http://repository.unair.ac.id/65027/2/KKC%20KK%20FF%20FK%2012-17%20Tji%20p.pdf http://repository.unair.ac.id/65027/ http://lib.unair.ac.id |
Tags: |
Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
|
Institution: | Universitas Airlangga |
Language: | Indonesian Indonesian |
Summary: | Duktus arteriosus persisten (DAP) adalah kegagalan
menutupnya struktur duktus arteriosus sesudah kelahiran bayi. Duktus arteriosus umumnya akan menutup 3 hari setelah kelahiran. DAP umunya terjadi pada bayi prematur yang disebabkan oleh tingginya kadar prostaglandin (PGE2) karena belum sempurnanya pembentukan duktus, fungsi paru yang belum normal, serta penurunan sensitifitas otot duktus terhadap perubahan tekanan parsial oksigen dan kalsium. Apabila
DAP dibiarkan, maka dapat menyebabkan penyakit komplikasi lainnya dan bahkan kematian. Salah satu terapi yang digunakan untuk membantu memicu penutupan DAP adalah terapi farmakologi dengan menggunakan inhibitor prostaglandin. Inhibitor prostaglandin yang sudah mendapatkan persetujuan oleh FDA untuk DAP adalah ibuprofen. Namun, ibuprofen menimbulkan efek samping yang berat untuk neonatus seperti gangguan ginjal, hiperbilirubinemia, gangguan agregasi
platelet, dan perforasi saluran cerna. Oleh karena itu, banyak penelitian baru yang menunjukan bahwa parasetamol dapat digunakan untuk memicu penutupan DAP. Penggunaan parasetamol tersebut memiliki efek samping yang lebih rendah daripada ibuprofen sehingga lebih banyak diminati. Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat profil penggunaan,
meliputi dosis, frekuensi, rute, dan lama pemberian parasetamol dan ibuprofen untuk DAP di IRNA Anak RSUD Dr. Soetomo Surabaya. Selain itu, peneliti juga melihat outcome dan efek samping aktual dari penggunaan parasetamol dan ibuprofen untuk DAP. Penelitian ini adalah penelitian retrospektif yang dianalisa secara deskriptif dengan sampel
pada periode Januari 2013 sampai Desember 2016 dengan total 32 sampel. Penelitian ini telah dikaji oleh Komisi Etik Penelitian Kesehatan RSUD Dr. Soetomo Surabaya dan telah dinyatakan laik etik.Berdasarkan penelitian pada 32 pasien, 78% pasien mendapatkan terapi parasetamol, 16% pasien mendapatkan ibuprofen,dan 6% pasien mendapatkan pergantian terapi parasetamol menjadi ibuprofen. Dari 25 pasien yang mendapat terapi parasetamol, 12 pasien(48%) memberikan outcome penutupan DAP serta menghilangkan sesak dan sianosis pasien. Sementara itu, dari 5 pasien yang mendapat terapi
ibuprofen, 2 pasien (40%) memberikan outcome penutupan DAP serta menghilangkan sesak dan sianosis pasien. Dosis rata-rata parasetamol yang digunakan untuk DAP adalah 7,5-15 mg/kg setiap 6 jam selama 3-7 hari dengan rute per oral (9%) dan intravena (63%). Sementara dosis rata-rata ibuprofen untuk DAP adalah 10 mg/kg/hari untuk hari pertama dan 5 mg/kg/hari untuk hari kedua dan ketiga dengan rute per oral
(100%). Penggunaan ibuprofen untuk DAP dapat diulang sampai tiga siklus. Berdasarkan data tersebut, didapati bahwa penggunaan parasetamol dan ibuprofen untuk DAP sudah sesuai dengan pustaka yang ada berkaitan dengan dosis, rute, frekuensi, dan lama pemberian untuk DAP. Namun, ada beberapa pasien dengan kondisi khusus yang memerlukan penyesuaian dosis kedua obat. Penggunaan parasetamol dan ibuprofen untuk DAP tidak menimbulkan efek samping aktual. Penggunaan parasetamol untuk DAP perlu diteliti lebih lanjut terkait
efektifitas dan drug related problems yang terkait, serta perlunya pertimbangan penggunaan ibuprofen untuk DAP terkait dengan efek samping potensial yang dapat ditimbulkan. |
---|