Pengaruh Pemberian Topikal Produk Metabolit Amniotic Membrane Stem Cell (AMSC) pada Photoaging

Penuaan merupakan proses penurunan fungsi dan kapasitas cadangan seluruh organ dalam tubuh manusia, termasuk kulit, yang berlangsung secara intrinsik dan sepanjang waktu. Pada kulit, proses menua instrinsik tersebut dipercepat oleh berbagai faktor ekstrinsik, dan yang paling dominan adalah pajana...

Full description

Saved in:
Bibliographic Details
Main Author: Febrina Dewi Pratiwi, NIM011228046306
Format: Theses and Dissertations NonPeerReviewed
Language:English
English
Published: 2017
Subjects:
Online Access:http://repository.unair.ac.id/65169/1/abstrak.pdf
http://repository.unair.ac.id/65169/2/KARYA%20AKHIR_FEBRINADP.pdf
http://repository.unair.ac.id/65169/
Tags: Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
Institution: Universitas Airlangga
Language: English
English
Description
Summary:Penuaan merupakan proses penurunan fungsi dan kapasitas cadangan seluruh organ dalam tubuh manusia, termasuk kulit, yang berlangsung secara intrinsik dan sepanjang waktu. Pada kulit, proses menua instrinsik tersebut dipercepat oleh berbagai faktor ekstrinsik, dan yang paling dominan adalah pajanan sinar matahari. Proses ini disebut sebagai skin photoaging atau premature aging skin (kulit menua dini). Berbagai terapi medis dan kosmetik topikal digunakan untuk menghilangkan gejala penuaan. Penelitian stem cell saat ini merupakan suatu topik hangat terkini yang telah digunakan dalam bidang kosmetik. Pembuatan sediaan topikal dari produk metabolit stem cell lebih mudah dibandingkan pembuatan sediaan topikal stem cell-nya, karena untuk membuat preparat topikal dari stem cell diperlukan bahan pembawa tertentu untuk mempertahankan stem cell tetap hidup. Dari segi etik, produk metabolit stem cell tidak bersifat karsinogenik karena tidak mengandung stem cell. Tujuan: Mengevaluasi efek terapi PM-AMSC pada photoaging. Metode: Duabelas subjek photoaging di Divi Kosmetik Unir Rawat Jalan (URJ) Kesehatan Kulit dan Kelamin RSUD Dr. Soetomo Surabaya dipilih untuk diberikan PM-AMSC sebanyak tiga kali dengan interval dua minggu. Evaluasi variabel pori, kerutan, spot (polarized), spot (UV), dan skin tone dengan alat skin analyzer, Janus, yang dilakukan pada minggu 0, 4, dan 8. Hasil: Duabelas (12) subjek menyelesaikan studi. Rerata perbaikan klinis photoaging dari baseline hingga akhir studi pada variabel pori yakni 53,58±4,252 menjadi 48,17±4,859 (p=0,006), variabel kerutan yakni 13,75±6,930 menjadi 8,17±4,366 (p=0,019), dan spot (UV) yakni 17,17±9,024 menjadi 10,83±5,967 (p=0,029). Efek samping minimal berupa eritem pada 4 subjek (33,3%) dan urtikaria pada 1 subjek (8,3%). Simpulan: Terapi PM-AMSC sebagai terapi rejuvenasi alternatif memberikan perbaikan klinis photoaging dan memiliki efek samping minimal yang dapat ditelorir.