EFEKTIVITAS EKSTRAK DAUN PEGAGAN (CENTELLA ASIATICA) 25% DENGAN EKSTRAK DAUN PETAI CINA (LEUCAENA LEUCOCEPHALA) 30% TERHADAP PENYEMBUHAN LUKA BAKAR PADA TIKUS PUTIH (RATTUS NORVEGICUS)
Luka bakar merupakan salah satu cidera yang memerlukan perawatan terbaik untuk mencapai derajat kesembuhan yang optimal. Beberapa penelitian terdahulu menjelaskan bahwa ekstrak daun pegagan dan daun petai cina potensial sebagai agen penyembuhan luka bakar untuk derajat ringan dan sedang disamping pe...
Saved in:
Main Author: | |
---|---|
Format: | Theses and Dissertations NonPeerReviewed |
Language: | English English |
Published: |
2017
|
Subjects: | |
Online Access: | http://repository.unair.ac.id/65566/1/abstrak.pdf http://repository.unair.ac.id/65566/2/SYAIFUDDIN%20KURNIANTO-131514153027.pdf http://repository.unair.ac.id/65566/ http://lib.unair.ac.id |
Tags: |
Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
|
Institution: | Universitas Airlangga |
Language: | English English |
Summary: | Luka bakar merupakan salah satu cidera yang memerlukan perawatan terbaik untuk mencapai derajat kesembuhan yang optimal. Beberapa penelitian terdahulu menjelaskan bahwa ekstrak daun pegagan dan daun petai cina potensial sebagai agen penyembuhan luka bakar untuk derajat ringan dan sedang disamping pengobatan medis. Tujuan penelitian ini adalah untuk menjelaskan perbedaan efektifitas pemberian ekstrak daun pegagan 25% dengan pemberian ekstrak daun petai cina 30% terhadap penyembuhan luka bakar. Sampel penelitian adalah tikus putih (rattus norvegicus) galur Sprague dawley yang diinduksi luka bakar derajat II dangkal dengan jumlah 28 ekor yang dipilih sesuai kriteria inklusi. Sampel dibagi menjadi 4 kelompok secara random yaitu: kelompok pemberian ekstrak daun pegagan 25% (K1), kelompok pemberian ekstrak daun petai cina 30% (K2), kelompok pemberian basis gel (K3) dan kontrol (K4). Desain penelitian ini menggunakan the randomized post test only control group design dan dianilisis menggunakan uji Anova. Terdapat 3 jenis subvariabel penyembuhan luka bakar yang diukur yaitu jumlah fibroblas pada luka bakar, jumlah neovaskularisasi pada luka bakar dan lama waktu penyembuhan luka. Hasil uji Anova dan uji Duncan rerata jumlah fibroblas menunjukkan bahwa kelompok ekstrak daun petai cina 30% memiliki perbedaan yang signifikan dengan kelompok lainnya dengan nilai p-value <0,05. Hasil uji anova dan uji Duncan rerata jumlah neovaskularisasi menunjukkan bahwa keempat kelompok tidak memiliki perbedaan yang signifikan dengan p-value >0,05. Hasil uji Anova dan uji Duncan rerata lama waktu penyembuhan luka bakar menunjukkan bahwa kelompok ekstrak daun petai cina 30% memiliki perbedaan yang signifikan dengan kelompok lainnya dengan nilai p-value <0,05. Pengobatan luka bakar dengan menggunakan ekstrak daun petai cina 30% lebih efektif daripada ekstrak daun pegagan 25% dalam penyembuhan luka bakar pada tikus putih (Rattus norvegicus) yang dibuktikan dengan jumlah fibroblas yang rendah serta waktu penyembuhan luka bakar yang paling cepat. |
---|