TEKNIK PROPRIOCEPTIVE NEUROMUSCULAR FACILITATION DENGAN METODE RHYTMICAL STABILIZATION PADA PENDERITA FROZEN SHOULDER

• Main Author: Lathifi Shafiyuddin, 151410213035
• Format: Theses and Dissertations NonPeerReviewed
• Language: Indonesian; Indonesian
• Published: 2017
• Subjects: Including massage, exercise, occupational therapy, hydrotherapy, phototherapy, radiotherapy, thermotherapy, electrotherapy
• Online Access: http://repository.unair.ac.id/65856/1/FV.FST.36.17%20.%20Sha.t%20-%20ABSTRAK.pdf; http://repository.unair.ac.id/65856/2/FV.FST.36.17%20.%20Sha.t%20-%20SEC.pdf; http://repository.unair.ac.id/65856/; http://lib.unair.ac.id
• Institution: Universitas Airlangga

Frozen shoulder adalah kekakuan sendi glenohumeral yang diakibatkan oleh jaringan non-kontraktil atau gabungan antara jaringan nonkontraktil dan kontraktil yang mengalami fibroplasia. Baik gerakan pasif maupun aktif terbatas dan nyeri. Pada gerakan pasif, mobilitas terbatas pada pola kapsular yaitu rotasi eksternal paling terbatas, diikuti dengan abduksi dan rotasi internal. Rhytmical stabilization (stabilisasi ritmis) digunakan sebagai peningkatan pada alternating isometric dan dirancang untuk meningkatkan stabilitas melalui ko-kontraksi otot stabilisator proksimal trunk serta daerah gelang bahu dan pelvis. Rhytmical stabilization biasanya dilakukan dalam posisi menumpu beban untuk menggabungkan aproksimasi sendi ke dalam prosedur, sehingga memfasilitas ko-kontraksi lebih lanjut. Terapis mengaplikasikan tahanan ke berbagai arah, bukan hanya satu arah, dengan kontak manual pada sisi tubuh yang berlawanan sementara pasien menahan posisi tertentu. Beberapa kelompok otot di sekitar sendi terutama otot rotator harus berkontraksi untuk mempertahankan posisi. Pada studi kasus ini didapatkan latihan PNF metode Rhytmical Stabilization dilakukan sebanyak lima kali pertemuan. Didapatkan hasil perubahan pada luas gerak sendi, yang awalnya pasien mengalami keterbatasan, dan nyeri pada bahu lebih berkurang daripada sebelumnya. Untuk memaksimalkan program latihan tersebut diperlukan kerja sama antara fisioterapis dan penderita sehingga mendapatkan hasil yang maksimal.