PENGEMBANGAN MODEL EMPOWERMENT TERHADAP BURNOUT SYNDROME DAN QUALITY OF NURSING WORK LIFE DI RSUD Dr. HARYOTO LUMAJANG

Pemberdayaan atau empowerment menjadi sesuatu hal yang penting karena di dalam menghadapi era persaingan dan pelayanan karena dibutuhkan karyawan yang cepat, tanggap dan mandiri sehingga mampu berkompetitif serta memperkuat kapabilitas dan komitmen. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan m...

Full description

Saved in:
Bibliographic Details
Main Author: Rizeki Dwi Fibriansari, 131514153017
Format: Theses and Dissertations NonPeerReviewed
Language:English
English
Published: 2017
Subjects:
Online Access:http://repository.unair.ac.id/66172/1/abstrak.pdf
http://repository.unair.ac.id/66172/2/13514153017_RIZEKI%20DWI%20FIBRIANSARI_TESIS.pdf
http://repository.unair.ac.id/66172/
Tags: Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
Institution: Universitas Airlangga
Language: English
English
Description
Summary:Pemberdayaan atau empowerment menjadi sesuatu hal yang penting karena di dalam menghadapi era persaingan dan pelayanan karena dibutuhkan karyawan yang cepat, tanggap dan mandiri sehingga mampu berkompetitif serta memperkuat kapabilitas dan komitmen. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan model empowerment terhadap burnout syndrome dan quality of nursing work life (QNWL). Metode: Penelitian ini menggunakan eksplanatory survey. Variabel yang digunakan meliputi structural empowerment, psychological empowerment,burnout syndrome dan QNWL. Populasi dalam penelitian ini adalah perawat pelaksana PNS di RSUD Dr. Haryoto Lumajang dengan menggunakan multi stage sampling didapatkan 134 responden. Data dikumpulkan menggunakan kuesioner CWEQ, JAS, ORS, MBI dan QNWL kemudian dianalisis menggunakan Partial Least Square (PLS). FGD dilakukan dengan perawat pelaksana, kepala ruangan dan struktural menejemen rumah sakit untuk mengangkat isu strategis dan menyusun rekomendasi. Hasil dan Analisis: Structural empowerment berpengaruh terhadap psychological empowerment (koefisien jalur=0,440; t= 6,222) dan QNWL (koefisien jalur=0,345; t= 4,789). Psychological empowerment berpengaruh terhadap burnout syndrome (koefisien jalur=-0,371; t=4,303 dan selanjutnya burnout syndrome berpengaruh terhadap QNWL (koefisien jalur=- 0,320; t=5,102). Structural empowerment mampu meningkatkan 39,7% QNWL Kesimpulan: Pengembangan model structural empowerment pada indikator resources, support, dan information berpengaruh langsung terhadap psychological empowerment. Psychological empowerment pada meaning mampu menurunkan burnout syndrome. Burnout syndrome pada indikator prestasi pribadi dapat mempengaruhi QNWL. Structural empowerment mempengaruhi secara langsung QNWL terutama pada work context. Penelitian lebih lanjut perlu dilakukan untuk menganalisis pengaruh empowerment, gaya kepemimpinan dan kepuasan pelanggan.