KESEHATAN MENTAL PADA PENARI REMAJA DI SURABAYA DITINJAU DARI JENIS TARIAN YANG DIIKUTI
Menari diketahui memiliki dampak positif untuk fisik, emosi, sosial, spiritual, dan psikologis bagi individu (Andersen & Hanrahan, 2014). Namun masih jarang yang menyadari bahwa dalam kegiatan menari, terdapat berbagai faktor resiko yang menyebabkan penari mengalami tekanan mental hingga stres....
Saved in:
Main Author: | |
---|---|
Format: | Theses and Dissertations NonPeerReviewed |
Language: | Indonesian Indonesian |
Published: |
2017
|
Subjects: | |
Online Access: | http://repository.unair.ac.id/66192/1/Psi.96-17%20Nen%20k%20-%20Abstrak.pdf http://repository.unair.ac.id/66192/2/Psi.96-17%20Nen%20k%20-%20fulltext.pdf http://repository.unair.ac.id/66192/ http://lib.unair.ac.id |
Tags: |
Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
|
Institution: | Universitas Airlangga |
Language: | Indonesian Indonesian |
Summary: | Menari diketahui memiliki dampak positif untuk fisik, emosi, sosial, spiritual, dan psikologis bagi individu (Andersen & Hanrahan, 2014). Namun masih jarang yang menyadari bahwa dalam kegiatan menari, terdapat berbagai faktor resiko yang menyebabkan penari mengalami tekanan mental hingga stres. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana kesehatan mental penari kreasi dan penari tradisional mengingat jenis tarian tersebut memiliki ciri yang berbeda.
Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini ialah kuantitatif deskriptif dimana hal ini bertujuan untuk memperlihatkan frekuensi serta memberikan perbandingan mengenai kesehatan mental yang dimiliki oleh penari tradisional dengan penari kreasi. Alat ukur yang digunakan ialah Mental Health Inventory 38 (MHI-38) oleh Veit & Ware (1983) yang telah dimodifikasi pada penelitian sebelumnya yaitu oleh Aziz (2015). Reliabilitas serta validitasnya telah teruji. Alat ukur ini memiliki dua dimensi yaitu psychological distress dan psychological well-being. Penelitian ini melibatkan 60 penari tradisional dan 60 penari kreasi di Surabaya.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa jumlah penari kreasi yang masuk dalam psychologycal distress golongan tinggi lebih banyak daripada penari tradisional yaitu 13 orang sedangkan penari tradisional hanya 4 orang. Lalu pada dimensi psychological well-being golongan tinggi ditemukan lebih banyak penari tradisional daripada penari kreasi, dengan jumlah 13 penari tradisional dan 9 penari kreasi. Sehingga dapat disimpukan bahwa psychological distress lebih banyak dirasakan oleh penari kreasi dan psychological well-being lebih banyak dimiliki oleh penari tradisional. Hasil-hasil tersebut diperoleh dari uji cross-tabulation antara jenis tarian dengan masing-masing dimensi dari MHI-38. |
---|