HIGH SENSITIVITY TROPONIN T SEBAGAI FAKTOR PROGNOSTIK TERHADAP KEJADIAN REHOSPITALISASI DAN KEMATIAN PADA GAGAL JANTUNG AKUT

Gagal jantung merupakan stadium akhir dari derajat keparahan segala jenis penyakit jantung dan menempati penyebab utama morbiditas dan mortalitas. Marker terbaru dari troponin T, hsTnT, diharapkan mampu menjadi salah satu marker prognostik penderita gagal jantung akut. Tujuan: Membuktikan hubung...

Full description

Saved in:
Bibliographic Details
Main Author: Aldhi Pradana Hernugrahanto, NIM011081310
Format: Theses and Dissertations NonPeerReviewed
Language:English
English
Published: 2017
Subjects:
Online Access:http://repository.unair.ac.id/66552/1/abstrak.pdf
http://repository.unair.ac.id/66552/2/KARYA%20AKHIR%20ALDHI%20PRADANA%20H.pdf
http://repository.unair.ac.id/66552/
Tags: Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
Institution: Universitas Airlangga
Language: English
English
Description
Summary:Gagal jantung merupakan stadium akhir dari derajat keparahan segala jenis penyakit jantung dan menempati penyebab utama morbiditas dan mortalitas. Marker terbaru dari troponin T, hsTnT, diharapkan mampu menjadi salah satu marker prognostik penderita gagal jantung akut. Tujuan: Membuktikan hubungan antara kadar hsTnT dengan kejadian rehospitalisasi dan kematian dalam pengamatan selama 6 bulan pada penderita gagal jantung akut. Metode: Jenis penelitian adalah analitik observasional dengan bentuk kohort prospektif. Terdapat 41 sampel penderita gagal jantung akut yang dianalisis dan diamati selama 6 bulan terhitung sejak masuk RS terhadap kejadian rehospitalisasi dan kematian. Sampel serum hsTnT plasma diperoleh saat awal masuk RS. Hubungan antara kedua variabel diuji dengan regresi logistik dan kemaknaan berdasarkan nilai p<0,05. Hasil: Dari 41 subjek penelitian dengan rerata usia 54,05 ± 14,43 tahun, rerata kadar hsTnT pada penderita yang mengalami rehospitalisasi 73,4 ± 38,8 pg/mL (p=0,021; RR= 2,025; IK 95% 1,004-3,047) sehingga secara statistik didapatkan hubungan yang bermakna antara kadar hsTnT dengan kejadian rehospitalisasi. Namun tidak didapatkan hubungan bermakna antara kadar hsTnT dan kejadian kematian (p=0,153; RR= 1,016; IK 95% 0,994-1,038). Kesimpulan: hsTnT plasma berhubungan dengan kejadian rehospitalisasi gagal jantung akut, namun tidak dalam hal mortalitas, sehingga dapat dipertimbangkan menjadi prediktor kejadian kardiovaskular.