UPAYA MENINGKATKAN PENEMUAN PENDERITA KUSTA SECARA DINI UNTUK MENURUNKAN PROPORSI CACAT TINGKAT 2 DI KABUPATEN PONOROGO
Penderita kusta dengan cacat tingkat 2 di Kabupaten Ponorogo selama tahun 2011-2015 antara 18%-21%. Proporsi cacat tingkat 2 pada penderita kusta merupakan indikator untuk menilai kinerja petugas dalam penemuan kasus, hal ini menunjukkan keterlambatan pasien mencari pengobatan atau keterlambatan...
Saved in:
Main Author: | |
---|---|
Format: | Theses and Dissertations NonPeerReviewed |
Language: | Indonesian Indonesian |
Published: |
2017
|
Subjects: | |
Online Access: | http://repository.unair.ac.id/66585/1/ABSTRAK_TKA.33%2017%20Set%20u.pdf http://repository.unair.ac.id/66585/2/FULLTEXT_TKA.33%2017%20Set%20u.pdf http://repository.unair.ac.id/66585/ http://lib.unair.ac.id |
Tags: |
Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
|
Institution: | Universitas Airlangga |
Language: | Indonesian Indonesian |
Summary: | Penderita kusta dengan cacat tingkat 2 di Kabupaten Ponorogo selama tahun
2011-2015 antara 18%-21%. Proporsi cacat tingkat 2 pada penderita kusta
merupakan indikator untuk menilai kinerja petugas dalam penemuan kasus, hal ini
menunjukkan keterlambatan pasien mencari pengobatan atau keterlambatan
petugas dalam penemuan pasien. Tujuan penelitian adalah menyusun rekomendasi
upaya meningkatkan penemuan penderita kusta secara dini.
Metode : Penelitian cross-sectional dengan analisis deskriptif dan korelatif.
Pengumpulan data melalui wawancara dengan kuesioner. Sampel petugas
puskesmas adalah total sampling, sampel pasien sebanyak 113 orang, dengan unit
analisis adalah 29 puskesmas.
Hasil penelitian : analisis korelasi regresi linier ganda menunjukkan beban
kerja petugas (B:0,490), motivasi petugas (B:0,488), sikap petugas (B:0,206),
akses pasien (B:-0,198) dan pengetahuan pasien (B:0,182) memiliki pengaruh
paling besar terhadap kinerja penemuan penderita kusta secara dini.
Kesimpulan : 1) sikap dan motivasi petugas sudah baik, pengetahuan dan
komitmen petugas masih kurang, beban kerja petugas masih menjadi masalah
dan berpengaruh terhadap kinerja; 2) kepemimpinan kepala puskesmas yang
kurang berpengaruh menurunkan kinerja; 3) peran wasor yang kurang
berpengaruh menurunkan kinerja; 4) pengetahuan dan stigma pasien yang menjadi
masalah berpengaruh menurunkan kinerja petugas. Akses pasien yang baik
berpengaruh menurunkan kinerja; 5) Kinerja petugas kusta puskesmas dalam
menemukan penderita kusta secara dini masih kurang; 6) Beban kerja, motivasi,
sikap petugas kusta puskesmas, pengetahuan pasien dan akses pasien memberikan
pengaruh paling besar pada kinerja menemukan penderita kusta secara dini.
Rekomendasi : 1) meningkatkan sosialisasi tentang kusta pada masyarakat;
2) mengurangi beban kerja petugas kusta puskesmas; 3) meningkatkan dukungan
kepala puskesmas serta pemberian reward terhadap kinerja baik petugas. |
---|