EKSISTENSI PEREMPUAN DI RUANG TRADISI DALAM NOVEL PUYA KE PUYA KARYA FAISAL ODDANG
Penelitian ini bertujuan mengungkap dan menggali eksistensi perempuan di ruang tradisi dalam novel Puya ke Puya karya Faisal Oddang melalui teori naratologi Gerard Genette, konsep eksistensi perempuan Simone de Beauvoir, dan teori pengetahuan-kekuasaan Michel Foucault. Metode dalam penelitian in...
Saved in:
Main Author: | |
---|---|
Format: | Theses and Dissertations NonPeerReviewed |
Language: | Indonesian Indonesian |
Published: |
2017
|
Subjects: | |
Online Access: | http://repository.unair.ac.id/66793/1/TKSB.28.17%20.%20Sho.e%20-%20ABSTRAK.pdf http://repository.unair.ac.id/66793/2/TKSB.28.17%20.%20Sho.e%20-%20SEC.pdf http://repository.unair.ac.id/66793/ http://lib.unair.ac.id |
Tags: |
Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
|
Institution: | Universitas Airlangga |
Language: | Indonesian Indonesian |
Summary: | Penelitian ini bertujuan mengungkap dan menggali eksistensi perempuan di
ruang tradisi dalam novel Puya ke Puya karya Faisal Oddang melalui teori
naratologi Gerard Genette, konsep eksistensi perempuan Simone de Beauvoir, dan
teori pengetahuan-kekuasaan Michel Foucault.
Metode dalam penelitian ini terdiri atas dua metode, yaitu metode struktural
dan post struktural. Pada metode struktural, peneliti membedah keperempuanan
dalam pandangan pencerita novel Puya ke Puya yang memperlihatkan posisi
tokoh perempuan dan wilayah perempuan, sedangkan pada metode post
struktural, peneliti membedah makna eksistensi perempuan berdasarkan
pandangan pencerita novel Puya ke Puya.
Hasil penelitian ini, pertama, novel Puya ke Puya memiliki fokalisasi internal
variabel, Leluhur sebagai fokus dominan dan sosok dominan, adanya jarak relasi
yang jauh di dalam interaksi Allu Ralla dengan Tina Ralla dan interaksi Maria
Ralla dengan Ibu Pohon. Kedua, terdapat perbedaan posisi interaksi antara Allu
Ralla dengan Tina Ralla yang menunjukkan bahwa Tina Ralla sebagai pengatur
dan pengontrol Allu Ralla serta sebagai perantara Leluhur di alam manusia.
Kemudian terdapat perbedaan posisi interaksi antara Maria Ralla dengan Ibu
Pohon yang memperlihatkan bahwa Ibu Pohon merupakan pengatur dan
pendisiplin Maria Ralla serta sebagai perantara Leluhur di alam arwah. Selain itu
juga terdapat peranan fungsi diskursif Tina Ralla dan Ibu Pohon di dalam cerita.
Puya ke Puya yang semula memperlihatkan kekuatan perempuan sebagai pihak
yang berkuasa, penentu hierarki sosial, dan wakil Tuhan, ternyata eksistensi
perempuan di ruang adat masih menerapkan sistem patriarkat yang dibuktikan
melalui kendali sosok laki-laki terhadap tokoh perempuan. Namun, aturan-aturan
yang diterapkan oleh tokoh perempuan atau the law of mother mampu
memperlihatkan keberadaannya yang aktif di lingkup publik sehingga diyakini
mempunyai nilai lebih karena telah berhasil meninggalkan warisan biologisnya
sebagai perempuan tradisional. |
---|