KONSTRUKSI KECANTIKAN DALAM ACARA PUTRI MUSLIMAH INDONESIA 2017 DI INDOSIAR
Penelitian ini bertujuan untuk menemukan gambaran konstruksi kecantikan dalam acara Putri Muslimah Indonesia 2017 dan juga untuk menemukan makna apa yang hendak dibangun dan dilanggengkan melalui konstruksi kecantikan tersebut. Untuk mengkaji kedua hal tersebut, digunakan tiga data, pertama beru...
Saved in:
Main Author: | |
---|---|
Format: | Theses and Dissertations NonPeerReviewed |
Language: | Indonesian Indonesian |
Published: |
2017
|
Subjects: | |
Online Access: | http://repository.unair.ac.id/66796/1/TKSB.29.17%20.%20Ayu.k%20-%20ABSTRAK.pdf http://repository.unair.ac.id/66796/2/TKSB.29.17%20.%20Ayu.k%20-%20SEC.pdf http://repository.unair.ac.id/66796/ http://lib.unair.ac.id |
Tags: |
Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
|
Institution: | Universitas Airlangga |
Language: | Indonesian Indonesian |
Summary: | Penelitian ini bertujuan untuk menemukan gambaran konstruksi
kecantikan dalam acara Putri Muslimah Indonesia 2017 dan juga untuk
menemukan makna apa yang hendak dibangun dan dilanggengkan melalui
konstruksi kecantikan tersebut.
Untuk mengkaji kedua hal tersebut, digunakan tiga data, pertama berupa
tayangan Putri Muslimah Indonesia 2017 dari stasiun TV Indosiar, kedua video
wawancara dengan pihak Indosiar selaku pendiri sekaligus penyelenggara, ketiga
kuisioner tertutup yang dibagikan pada finalis Putri Muslimah Indonesia. Data
tersebut kemudian dianalisa dengan memanfaatkan teori wacana foucault untuk
mengetahui konstruksi kecantikan yang dihadirkan dalam tayangan Putri
Muslimah Indonesia sekaligus pembongkaran kuasa terhadap pihak-pihak yang
terlibat dalam acara Putri Muslimah Indonesia yang meliputi para finalis Putri
Muslimah Indonesia, Indosiar sebagai media penyelenggara, dan wardah sebagai
sponsor utama dalam acara Putri Muslimah Indonesia.
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa berbagai indikator mengenai
konstruksi kecantikan yang termanifestasi pada acara Putri Muslimah Indonesia
pada akhirnya membentuk normalisasi akan standart-standart kecantikan Islami
baru yang berujung pada proses ekskulusi, yakni proses memarjinalkan pihakpihak
yang tak mampu memenuhi standart kecantikan versi Putri Muslimah
Indonesia. Foucault menggambarkan pemujaan terhadap kecantikan sebagai
bagian dari pengaturan politik tubuh secara fisik. Diwajibkannya para finalis Putri
Muslimah untuk berpipi tirus, bertubuh langsing, selalu bermakeup, dan tidak
lepas dari heels adalah bukti bahwa Putri Muslimah Indonesia adalah kontes
kecantikan yang melakukan pemaksaan terhadap kontestannya sebagai bagian dari
politik tubuh. Proses pendisiplinan tubuh inipun berlanjut pada terjadinya konsep
panotikon Foucault dimana para finalis Putri Muslimah Indonesia secara
berkelanjutan melanggengkan indikator kecantikan Islami bentukan Putri
Muslimah Indonesia sebagai bagian dari gaya hidup sehari-hari bahwa muslimah
yang cantik haruslah agamis dan modis. |
---|