HUBUNGAN PERILAKU MASYARAKAT DAN KEBERADAAN TEMPAT PENAMPUNGAN AIR DENGAN KEJADIAN DBD DI KELURAHAN KEDURUS KECAMATAN KARANG PILANG KOTA SURABAYA

Dengue Haemorrhagic Fever (DHF) telah menjadi fokus masalah kesehatan masyarakat dunia. Surabaya merupakan salah satu daerah yang endemis penyakit DBD karena setiap tahun pasti terjadi kasus yang tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan perilaku masyarakat dan keberadaan tempat...

Full description

Saved in:
Bibliographic Details
Main Author: SHINTA ANGGRAINI, 100911118
Format: Theses and Dissertations NonPeerReviewed
Language:Indonesian
Indonesian
Published: 2017
Subjects:
Online Access:http://repository.unair.ac.id/67063/1/FKM.355.17%20.%20Ang.h%20-%20ABSTRAK.pdf
http://repository.unair.ac.id/67063/2/FKM.355.17%20.%20Ang.h%20-%20SEC.pdf
http://repository.unair.ac.id/67063/
http://lib.unair.ac.id
Tags: Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
Institution: Universitas Airlangga
Language: Indonesian
Indonesian
Description
Summary:Dengue Haemorrhagic Fever (DHF) telah menjadi fokus masalah kesehatan masyarakat dunia. Surabaya merupakan salah satu daerah yang endemis penyakit DBD karena setiap tahun pasti terjadi kasus yang tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan perilaku masyarakat dan keberadaan tempat penampungan air dengan kejadian DBD di Kelurahan Kedurus Kecamatan Karang Pilang Kota Surabaya. Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan rancang bangun cross sectional melalui pendekatan kuantitatif. Sampel di dalam penelitian ini terdiri dari 100 responden. Pengumpulan data keberadaan jentik dilakukan dengan melakukan pengamatan jentik pada tempat penampungan air yang di catat dalam lembar observasi. Data mengenai kejadian DBD diperoleh dengan melakukan wawancara pada responden menggunakan kuesioner. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah perilaku masyarakat dan keberadaan tempat penampungan air. Analisis hubungan menggunakan uji chi square. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan antara keberadaan tempat penampungan air bukan untuk keperluan sehari-hari (p= 0,007) dan keberadaan jentik (p=0,000) dengan kejadian DBD di Kelurahan Kedurus. Sedangkan tidak ada hubungan antara perilaku masyarakat (pengetahuan (p=0,117), sikap (p=1,00), tindakan (p=0,065)), keberadaan tempat penampungan air alamiah (p=0,064), jumlah tempat penampungan air dalam satu rumah (p=0,732) dengan kejadian DBD di Kelurahan Kedurus. Keberadaan tempat penampungan air untuk keperluan sehari-hari tidak dapat dianalisis karena nilai data konstan. Kesimpulan dari penelitian ini adalah ada hubungan antara keberadaan tempat penampungan air bukan untuk keperluan sehari-hari dan keberadaan jentik dengan kejadian DBD di Kelurahan Kedurus. Disarankan kepada institusi terkait untuk memberikan edukasi kepada masyarakat tentang penyakit DBD dan untuk masyarakat RW II Kelurahan Kedurus harus lebih giat melakukan pencegahan DBD seperti 3M plus dan pelaksanaan PSN-DBD secara mandiri sehingga dapat memberantas perindukan vektor dan dapat mencegah terjadinya DBD