RESILIENSI CALON LEGISLATIF YANG GAGAL DI PEMILU LEGISLATIF TAHUN 2014
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui resiliensi calon legislatif yang gagal di pemilihan umum legislatif tahun 2014. Definisi resiliensi dalam penelitian ini menggunakan definisi dari teori resiliensi Reivich dan Shatte (2002). Resiliensi merupakan kemampuan seseorang untuk gigih bertahan da...
Saved in:
Main Author: | |
---|---|
Format: | Theses and Dissertations NonPeerReviewed |
Language: | English English |
Published: |
2017
|
Subjects: | |
Online Access: | http://repository.unair.ac.id/67090/1/abstrak.pdf http://repository.unair.ac.id/67090/2/SKRIPSI-RAHMAT%20BAGUS%20SAPUTRO-ilovepdf-compressed.pdf http://repository.unair.ac.id/67090/ |
Tags: |
Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
|
Institution: | Universitas Airlangga |
Language: | English English |
Summary: | Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui resiliensi calon legislatif yang
gagal di pemilihan umum legislatif tahun 2014. Definisi resiliensi dalam
penelitian ini menggunakan definisi dari teori resiliensi Reivich dan Shatte
(2002). Resiliensi merupakan kemampuan seseorang untuk gigih bertahan dan
beradaptasi ketika menghadapi permasalahan. Resiliensi mempunyai tujuh aspek
penyusun, ialah emotion regulaiton, impulse control, optimism, causal analysis,
empathy, self-efficacy, dan reaching out.
Partisipan dalam penelitian ini terdiri dari tiga calon legislatif (caleg)
yang gagal di pemilihan umum legislatif 2014. Ketiganya merupakan caleg
DPRD Provinsi Jawa Timur di daerah pilih 1, Sidoarjo-Surabaya. Data dalam
penelitian ini dikumpulkan dengan teknik wawancara semi terstruktur dan
kemudian dianalisis menggunakan metode analisis tematik.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa calon legislatif yang gagal dalam
penelitian ini mempunyai kemampuan resiliensi dengan tetap tenang dalam
kondisi yang tertekan (emotion regulation); Mampu mengendalikan keyakinan
yang bersifat impulsif (impulse control); Mempunyai kepercayaan bahwa suatu
hal dapat berubah menjadi lebih baik (optimism); Mampu mengidentifikasikan
secara akurat penyebab dari permasalahan yang mereka hadapi (causal
analysis); Mampu membaca tanda-tanda kondisi emosional dan psikologis orang
lain (empathy); Memiliki pemahaman bahwa telah bertindak tepat mengatasi
permasalahan (self-efficacy); dan mampu meningkatkan aspek-aspek positif
kehidupan (reaching out). Saran untuk peneltian selanjunya ialah: (1)
memperluas diversitas partisipan, (2) memfokuskan tujuan penelitian pada
pencarian alternatif pencegahan atau pun intervensi pada caleg yang kurang
resilien. |
---|