PERBANDINGAN EFEK TABLET SAMBILOTO (AS 201-01) DENGAN DIHYDROARTEMISININ-PIPERAQUINE TERHADAP EKSPRESI MACROPHAGE MIGRATION INHIBITORY FACTOR (MIF) PLASENTA MENCIT BUNTING YANG DIINFEKSI PLASMODIUM BERGHEI

Latar Belakang: Malaria menyumbang lebih dari 10.000 kematian ibu dan 200.000 kematian neonatal per tahun. Plasenta merupakan tempat yang ideal bagi parasit malaria dan menyebabkan ibu terinfeksi malaria menghasilkan bayi berat lahir rendah, prematuritas, pertumbuhan janin terhambat, infeksi mala...

Full description

Saved in:
Bibliographic Details
Main Author: Desak Ketut Ayu Aryani, dr
Format: Theses and Dissertations NonPeerReviewed
Language:English
English
Published: 2017
Subjects:
Online Access:http://repository.unair.ac.id/67364/1/abstrak.pdf
http://repository.unair.ac.id/67364/2/Desak%20TA%20format%20Perpus.pdf
http://repository.unair.ac.id/67364/
Tags: Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
Institution: Universitas Airlangga
Language: English
English
Description
Summary:Latar Belakang: Malaria menyumbang lebih dari 10.000 kematian ibu dan 200.000 kematian neonatal per tahun. Plasenta merupakan tempat yang ideal bagi parasit malaria dan menyebabkan ibu terinfeksi malaria menghasilkan bayi berat lahir rendah, prematuritas, pertumbuhan janin terhambat, infeksi malaria dan kematian. Terjadinya resistensi pengobatan terhadap Plasmodium maka dipandang perlu untuk terus mencari serta mengembangkan obat antimalaria. Sambiloto (Andrographis Paniculate Nees) merupakan salah satu jenis tanaman obat yang digunakan dalam pengobatan tradisional dan mempunyai efek antimalaria. Macrophage migration inhibitory factor (MIF) adalah limfokin yang diketahui berperan dalam imunitas infeksi parasit dan beberapa studi telah menunjukkan peran MIF dalam patogenesis dan keparahan malaria. Dilaporkan bahwa wanita terinfeksi malaria memiliki MIF pada plasma intervilus plasenta secara signifikan lebih tinggi daripada wanita yang tidak terinfeksi malaria. Tujuan: Membandingkan pemberian tablet sambiloto (AS201-01) dan tablet Dihydroartemisinin– piperaquine phosphate pada mencit bunting yang dinfeksi P. berghei terhadap ekspresi MIF pada plasenta Metode: Eksperimental laboratorium, 24 ekor mencit bunting dibagi dalam 4 kelompok dengan randomisasi. Kelompok tidak diinfeksi, kelompok plasebo, kelompok sambiloto (AS201-01) dan kelompok DHP. Pada hari ke-9 diinfeksikan P. berghei, hari ke-11 diberikan perlakuan, hari ke-15 dilakukan pembedahan, diambil sampel plasenta, dilakukan pewarnaan imunohistokimia dan dihitung ekspresi MIF. Hasil: Ekspresi MIF pada kelompok tidak diinfeksi P. berghei merupakan rerata terendah dan yang tertinggi adalah kelompok plasebo. Kelompok tidak diinfeksi tidak berbeda bermakna dengan kelompok tablet sambiloto (AS201-01). Kelompok tablet sambiloto (AS201-01) memiliki ekspresi MIF lebih rendah daripada kelompok plasebo dan DHP. Ekspresi MIF pada kelompok DHP lebih rendah dibandingkan dengan kelompok plasebo. Secara berurutan ekspresi MIF mulai dari yang terendah adalah kelompok tidak diinfeksi P. berghei, yang diberi tablet sambiloto (AS201-01), DHP dan plasebo. Kesimpulan: Ekspresi MIF plasenta mencit bunting diinfeksi P. berghei yang diberikan tablet sambiloto (AS20-01) tidak berbeda dibandingkan tablet DHP. Kata kunci: Malaria plasenta, MIF, sambiloto (AS201-01), DHP.