Strategi Komunikasi Gerakan Kesejahteraan Tunarungu Indonesia (GERKATIN) Surabaya Dalam Sosialisasi Bahasa Isyarat Indonesia (BISINDO) Pada Masyarakat Pendengar (Studi Kasus pada Sosialisasi Bahasa Isyarat Indonesia (BISINDO) di Surabaya)

• Main Author: Asfira Rachmad Rinata, S.I.Kom, 071514853003
• Format: Theses and Dissertations NonPeerReviewed
• Language: English; English; Indonesian
• Published: 2017
• Subjects: HE Transportation and Communications
• Online Access: http://repository.unair.ac.id/67734/1/abstrak.pdf; http://repository.unair.ac.id/67734/2/full%20text.pdf; http://repository.unair.ac.id/67734/3/JURNAL%20-%20ASFIRA%20RR%20-%20FAMILY%20COMMUNICATIONS%20IN%20THE%20DISABLED%20DEAF%20ASSISTING%20VICTIM%20OF%20SEXUAL%20ABUSE.pdf; http://repository.unair.ac.id/67734/
• Institution: Universitas Airlangga

Sosialisasi Bahasa Isyarat Indonesia (BISINDO) kepada masyarakat pendengar adalah untuk memberikan informasi mengenai bahasa yang digunakan oleh Tuli sehari-hari serta, memberi edukasi masyarakat pendengar mengenai BISINDO, agar masyarakat pendengar dan Tuli dapat berinteraksi dengan mudah dan dimengerti oleh kedua belah pihak. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan studi kasus (case study). Dalam teknik pengumpulan data menggunakan wawancara, observasi. Objek dan Subjek pada penelitian ini terfokus kepada anggota yang turut serta dalam sosialisasi BISINDO. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Strategi edukasi dan membangun relasi dengan masyarakat dalam kegiatan sosialisasi BISINDO dirasa kurang maksimal dengan kurangnya minat dan motivasi dari masyarakat pendengar untuk belajar mengenai BISINDO. Hal tersebut juga dikarenakan BISINDO yang belum mendapat pengakuan dari pemerintah sebagai bahasa resmi yang digunakan oleh Tuli. Penyampaian pesan yang dilakukan GERKATIN dalam sosialisasi BISINDO menggunakan komunikasi langsung dengan metode edukasi dan pengulangan atau repetition yang mana penggunaan metode edukasi untuk saat ini dirasa paling efektif. Karena keterbatasan bahasa yang dimiliki akan menyulitkan jika strategi yang digunakan tidak sesuai dengan kemampuan yang dimiliki oleh komunikator. Komunikasi langsung menjadi strategi yang paling efektif karena antara Tuli dan masyarakat pendengar dapat saling tatap muka ketika berkomunikasi. Selain itu tidak beragamnya media yang digunakan dalam pelaksanaan sosialisasi yang disebabkan kurangnya pengetahuan dari SDM. Kegiatan sosialisasi BISINDO yang diselenggarakan setiap minggunya tidaklah selalu berjalan lancar namun juga terdapat beberapa hambatan seperti pada Hambatan psikologi yang meliputi kepercayaan diri masyarakat Tuli. Hambatan sosiologi meliputi prasangka, aksesbiltas, diskriminasi, dan Hambatan bahasa meliputi prokontra antara SIBI dan BISINDO, perbedaan budaya antara satu daerah dengan daerah lainnya