FENOMENA PENINGKATAN TRANSNATIONAL ORGANIZED CRIMES (TOC’S) PIRACY DI KAWASAN SELAT MALAKA TAHUN 2010-2014
Penelitian ini berangkat dari fenomena ancaman kejahatan Piracy di Selat Malaka sejak tahun 2005 dideklarasikan oleh JWC -- sebuah lembaga multilateral untuk asuransi maritim -- sebagai salah satu spot piracy di dunia internasional. Kemunculan kembali Piracy di tahun 2010-2014 dibahas pada penelitia...
Saved in:
Main Author: | |
---|---|
Format: | Theses and Dissertations NonPeerReviewed |
Language: | Indonesian Indonesian |
Published: |
2017
|
Subjects: | |
Online Access: | http://repository.unair.ac.id/67775/1/Fis.HI.26.17%20.%20Eff.f%20-%20ABSTRAK.pdf http://repository.unair.ac.id/67775/2/Fis.HI.26.17%20.%20Eff.f%20-%20SEC.pdf http://repository.unair.ac.id/67775/ http://lib.unair.ac.id |
Tags: |
Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
|
Institution: | Universitas Airlangga |
Language: | Indonesian Indonesian |
Summary: | Penelitian ini berangkat dari fenomena ancaman kejahatan Piracy di Selat Malaka sejak tahun 2005 dideklarasikan oleh JWC -- sebuah lembaga multilateral untuk asuransi maritim -- sebagai salah satu spot piracy di dunia internasional. Kemunculan kembali Piracy di tahun 2010-2014 dibahas pada penelitian ini setelah sebelumnya sempat menurun secara signifikan pada kurun 2005-2008. Peneliti berusaha menganalisis faktor-faktor kemunculan Piracy di Selat Malaka pada periode ini yang memiliki orientasi berbeda dengan kemunculan piracy pada periode sebelumnya. Piracy di periode 2010-2014 mempunyai ikatan jaringan dalam TOC. Peningkatan tersebut juga di pengaruhi oleh fenomena-fenomena regional yang terjadi pada tahun-tahun yang sama. MSP yang dibentuk tahun 2004 merupakan kesepakatan multilateral antar negara pantai sebagai respon atas tumbuh dan berkembangnya ancaman Piracy di Selat Malaka. Pembagian legitimasi antara Littoral States dan Users State di Selat Malaka menambah dinamika hubungan MSP dalam implementasinya. Disamping itu, kemunculan kasus Rohingya dan sengketa yang terjadi di lingkungan Selat Malaka, yang merupakan wilayah-wilayah perbatasan Indonesia, Singapura, dan Malaysia, memunculkan sebuah polemik regional yang turut mendukung berkembangnya suatu peluang kondusif bagi aktivitas piracy pada periode 2010-2014. Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa hipotesis tentang fenomena Piracy yang terjadi pada tahun 2010-2014 di Sekitaran Selat Malaka telah teruji. |
---|