Ketidakefektifan International Tribunal for the Law of the Sea dalam Konflik Konservasi Southern Bluefin Tuna

Southern Bluefin Tuna (SBT) mengalami tekanan yang besar akibat penangkapan komersil pada awal tahun 1960-an. Jepang memiliki peran yang besar sebagai negara konsumen dengan tingkat perburuan SBT tertinggi dan melanggar wilayah laut Australia serta Selandia Baru. Australia, Selandia Baru, dan Jepang...

Full description

Saved in:
Bibliographic Details
Main Author: AJENG MIFTAKHUL DIBA FALLAHIRA, 071211232006
Format: Article PeerReviewed
Language:Indonesian
Published: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik 2017
Subjects:
Online Access:http://repository.unair.ac.id/68020/1/Fis.HI.81.17%20.%20Fal.a%20-%20JURNAL.pdf
http://repository.unair.ac.id/68020/
http://journal.unair.ac.id/JAHI@ketidakefektifan-international-tribunal-for-the-law-of-the-sea-dalam-konflik-konservasi-southern-bluefin-tuna-article-11645-media-131-category-8.html
Tags: Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
Institution: Universitas Airlangga
Language: Indonesian
id id-langga.68020
record_format dspace
spelling id-langga.680202018-01-14T17:46:26Z http://repository.unair.ac.id/68020/ Ketidakefektifan International Tribunal for the Law of the Sea dalam Konflik Konservasi Southern Bluefin Tuna AJENG MIFTAKHUL DIBA FALLAHIRA, 071211232006 JZ1464-2060 Scope of international relations with regard to countries, territories, regions, etc. Southern Bluefin Tuna (SBT) mengalami tekanan yang besar akibat penangkapan komersil pada awal tahun 1960-an. Jepang memiliki peran yang besar sebagai negara konsumen dengan tingkat perburuan SBT tertinggi dan melanggar wilayah laut Australia serta Selandia Baru. Australia, Selandia Baru, dan Jepang melakukan kerjasama dan melahirkan CCSBT. Commision for the Conservation of Southern Bluefin Tuna (CCSBT) mempunyai tujuan untuk mengelola, melakukan konservasi, dan pemanfaatan yang tepat dari SBT. Meskipun ketetapan-ketetapan dalam CCSBT sudah diberlakukan, pelanggaran masih tetap dilakukan oleh Jepang. Jepang melanggar ketentuan-ketentuan CCSBT sehingga Australia dan Selandia Baru menggiring kasus tersebut menuju International Tribunal for the Law of the Sea (ITLOS). Akan tetapi, ITLOS dinilai belum efektif dalam mengatasi konflik di antara pihak-pihak terkait. Keefektifan ITLOS dipertanyakan karena tidak memiliki peranan yang signifikan dan cenderung memperluas situasi konflik yang ada. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik 2017-07 Article PeerReviewed text id http://repository.unair.ac.id/68020/1/Fis.HI.81.17%20.%20Fal.a%20-%20JURNAL.pdf AJENG MIFTAKHUL DIBA FALLAHIRA, 071211232006 (2017) Ketidakefektifan International Tribunal for the Law of the Sea dalam Konflik Konservasi Southern Bluefin Tuna. Jurnal Analisis Hubungan Internasional, 6 (2). pp. 209-221. ISSN 2302-8777 http://journal.unair.ac.id/JAHI@ketidakefektifan-international-tribunal-for-the-law-of-the-sea-dalam-konflik-konservasi-southern-bluefin-tuna-article-11645-media-131-category-8.html
institution Universitas Airlangga
building Universitas Airlangga Library
country Indonesia
collection UNAIR Repository
language Indonesian
topic JZ1464-2060 Scope of international relations with regard to countries, territories, regions, etc.
spellingShingle JZ1464-2060 Scope of international relations with regard to countries, territories, regions, etc.
AJENG MIFTAKHUL DIBA FALLAHIRA, 071211232006
Ketidakefektifan International Tribunal for the Law of the Sea dalam Konflik Konservasi Southern Bluefin Tuna
description Southern Bluefin Tuna (SBT) mengalami tekanan yang besar akibat penangkapan komersil pada awal tahun 1960-an. Jepang memiliki peran yang besar sebagai negara konsumen dengan tingkat perburuan SBT tertinggi dan melanggar wilayah laut Australia serta Selandia Baru. Australia, Selandia Baru, dan Jepang melakukan kerjasama dan melahirkan CCSBT. Commision for the Conservation of Southern Bluefin Tuna (CCSBT) mempunyai tujuan untuk mengelola, melakukan konservasi, dan pemanfaatan yang tepat dari SBT. Meskipun ketetapan-ketetapan dalam CCSBT sudah diberlakukan, pelanggaran masih tetap dilakukan oleh Jepang. Jepang melanggar ketentuan-ketentuan CCSBT sehingga Australia dan Selandia Baru menggiring kasus tersebut menuju International Tribunal for the Law of the Sea (ITLOS). Akan tetapi, ITLOS dinilai belum efektif dalam mengatasi konflik di antara pihak-pihak terkait. Keefektifan ITLOS dipertanyakan karena tidak memiliki peranan yang signifikan dan cenderung memperluas situasi konflik yang ada.
format Article
PeerReviewed
author AJENG MIFTAKHUL DIBA FALLAHIRA, 071211232006
author_facet AJENG MIFTAKHUL DIBA FALLAHIRA, 071211232006
author_sort AJENG MIFTAKHUL DIBA FALLAHIRA, 071211232006
title Ketidakefektifan International Tribunal for the Law of the Sea dalam Konflik Konservasi Southern Bluefin Tuna
title_short Ketidakefektifan International Tribunal for the Law of the Sea dalam Konflik Konservasi Southern Bluefin Tuna
title_full Ketidakefektifan International Tribunal for the Law of the Sea dalam Konflik Konservasi Southern Bluefin Tuna
title_fullStr Ketidakefektifan International Tribunal for the Law of the Sea dalam Konflik Konservasi Southern Bluefin Tuna
title_full_unstemmed Ketidakefektifan International Tribunal for the Law of the Sea dalam Konflik Konservasi Southern Bluefin Tuna
title_sort ketidakefektifan international tribunal for the law of the sea dalam konflik konservasi southern bluefin tuna
publisher Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
publishDate 2017
url http://repository.unair.ac.id/68020/1/Fis.HI.81.17%20.%20Fal.a%20-%20JURNAL.pdf
http://repository.unair.ac.id/68020/
http://journal.unair.ac.id/JAHI@ketidakefektifan-international-tribunal-for-the-law-of-the-sea-dalam-konflik-konservasi-southern-bluefin-tuna-article-11645-media-131-category-8.html
_version_ 1681149358158905344