STRATEGI DAN POLA KONFLIK PENAMBANGAN PASIR DI SELAT MADURA TAHUN 2006 – 2016

• Main Author: Shinta Dwi Adinda, 071211332056
• Format: Theses and Dissertations NonPeerReviewed
• Language: Indonesian; Indonesian; Indonesian
• Published: 2017
• Subjects: HV1-9960 Social pathology. Social and public welfare. Criminology
• Online Access: http://repository.unair.ac.id/68026/1/Fis%20P%2027-17%20Adi%20s%20Abstrak.pdf; http://repository.unair.ac.id/68026/2/Fis%20P%2027-17%20Adi%20s%20Sec.pdf; http://repository.unair.ac.id/68026/3/Fis%20P%2027-17%20Adi%20s%20Jurnal.pdf; http://repository.unair.ac.id/68026/; http://lib.unair.ac.id
• Institution: Universitas Airlangga

Penelitian ini berjudul Strategi dan Pola Konflik Penambangan Pasir di Selat Madura tahun 2006-2016. Penelitian ini merupakan studi ilmu politik yang mengkaji mengenai apa saja kepentingan aktor dalam konflik, bagaimana strategi yang digunakan oleh aktor utama untuk mengatasi konflik, serta bagaimana pola konflik yang terbentuk di dalamnya. Lokasi penelitian terletak di Dusun Nambangan dan Dusun Cumpat, Kelurahan Kedung Cowek, Kecamatan Bulak, Surabaya. Sebanyak 13 informan dilibatkan dalam penelitian. Penentuan informan menggunakan teknik purposive dan snowball. Sedangkan pengumpulan data dilakukan melalui studi pustaka, wawancara dan observasi. Metode penelitian yang digunakan adalah pendekatan kualitatif dengan tipe deskriptif. Konflik Penambangan Pasir di Selat Madura melibatkan dua aktor utama yakni Forum Masyarakat Pesisir Suramadu (FMPS) Kedung Cowek dengan PT. Gora Gahana. Awal munculnya konflik adalah karena aktivitas penambangan yang dilakukan oleh PT. Gora Gahana mendapatkan penolakan dari sebagian warga yang tergabung dalam FMPS Kedung Cowek. Berdasarkan hasil analisis, kepentingan aktor penolak penambangan pada umumnya berupa kepentingan akan kelestarian lingkungan, ekonomi, dan kebutuhan psikologis. Sedangkan, kepentingan aktor pendukung penambangan secara umum berkenaan dengan kepentingan ekonomi, pembangunan dan jabatan prosedural. Startegi yang digunakan oleh aktor utama, yakni FMPS Kedung Cowek ataupun PT. Gora Gahana adalah strategi contending. Mereka menggunakan pendekatan budaya dalam melaksanakan taktik-taktik contendingnya. Pilihan kedua aktor menggunakan strategi contending menyebabkan terbentuknya pola spiral konflik yang diwarnai aksi serang dan balas di antara aktor yang berkonflik. Konflik ini dimenangkan oleh FMPS Kedung Cowek dan menyebabkan PT. Gora Gahana tidak bisa melaksanakan aktivitas penambangan pasir sejak tahun 2006 sampai dengan tahun 2016.