Konstruksi Sosial Masyarakat Tentang Penggusuran Lahan(Studi Kasus Penggusuran Lahan di Wilayah Kelurahan Gunung Anyar)
Penggusuran dianggap sebagai suatu hal yang negatif karena identik dengan tindakan pemaksaan, pengusiran, konflik, dan keributan. Pembuatan fasilitas umum jalan MERR IIC oleh Pemerintah Kota Surabaya membuat Masyarakat Kelurahan Gunung Anyar menjadi korban penggusuran lahan. Penelitian ini dilakukan...
Saved in:
Main Author: | |
---|---|
Format: | Theses and Dissertations NonPeerReviewed |
Language: | Indonesian Indonesian Indonesian |
Published: |
2017
|
Subjects: | |
Online Access: | http://repository.unair.ac.id/68097/1/Fis.S.01.17%20.%20Sar.k%20-%20ABSTRAK.pdf http://repository.unair.ac.id/68097/2/Fis.S.01.17%20.%20Sar.k%20-%20SEC.pdf http://repository.unair.ac.id/68097/3/Fis.S.01.17%20.%20Sar.k%20-%20JURNAL.pdf http://repository.unair.ac.id/68097/ http://lib.unair.ac.id |
Tags: |
Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
|
Institution: | Universitas Airlangga |
Language: | Indonesian Indonesian Indonesian |
Summary: | Penggusuran dianggap sebagai suatu hal yang negatif karena identik dengan tindakan pemaksaan, pengusiran, konflik, dan keributan. Pembuatan fasilitas umum jalan MERR IIC oleh Pemerintah Kota Surabaya membuat Masyarakat Kelurahan Gunung Anyar menjadi korban penggusuran lahan. Penelitian ini dilakukan untuk menjelaskan bagaimana masyarakat mengonstruksi penggusuran lahan di Kelurahan Gunung Anyar. Penelitian ini menggunkan perspektif konstruksi sosial dari Peter L. Berger untuk mengkaji dialektika pengetahuan di masyarakat menyangkut eksternalisasi, obyektivasi, dan internalisasi,yang merupakan dasar pembentukan sebuah konstruksi kenyataan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif yang erat kaitannya dengan paradigma definisi sosial. Penelitian ini dilakukan di Kelurahan Gunung Anyar Surabaya dengan informan sebanyak tujuh orang,yakni lima subjek masyarakat korban penggusuran yang seluruh lahan tempat tinggalnya terdampak penggusuran, dan dua subjek masyarakat korban penggusuran yang hanya sebagian lahan tempat tinggalnya terdampak penggusuran Hasil yang ditemukan dalam penelitian ini adalah faktor perekonomian dan tingkat pendidikan masyarakat korban penggusuran mempengaruhi konsepsi tentang penggusuran lahan. Masyarakat korban penggusuran yang memiliki tingkat pendidikan rendah dan kondisi perekonomian menengah kebawah mengkonstruksi penggusuran lahan sebagai realitas negatif, sebab nilai ganti rugi yang diterima tidak sesuai dengan permintaan mereka, sehingga uang ganti rugi tersebut tidak mencukupi untuk membeli lahan dan menyelesaikan pembangunan rumah yang baru.Masyarakat korban penggusuran yang bertingkat pendidikan tinggi dan memiliki perekonomian mapan mengkonstruksi penggusuran lahan sebagai realitas positif, yaitu penggusuran lahan merupakan program Pemerintah Kota Surabaya untuk meningkatkan perekonomian masyarakat Surabaya Timur dengan pembangunan infrastruktur untuk memperlancar transportasi dan perekonomian. |
---|