MAKNA PRODUK INDIE CLOTHING PADA KALANGAN MAHASISWA URBAN DI KOTA SURABAYA
Kota Surabaya merupakan salah satu kota metropolitan. Masyarakat yang bermukim di kota pahlawan ini tidak hanya penduduk asli saja, akan tetapi juga masyarakat yang berasal dari luar kota Surabaya. Arus urbanisasi pada kota Surabaya setiap tahunnya mengalami peningkatan. Peningkatan pertumbuhan masy...
Saved in:
Main Author: | |
---|---|
Format: | Article PeerReviewed |
Language: | Indonesian |
Published: |
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
2017
|
Subjects: | |
Online Access: | http://repository.unair.ac.id/68143/1/Fis.S.16.17%20.%20Mas.m%20-%20JURNAL.pdf http://repository.unair.ac.id/68143/ http://journal.unair.ac.id/Kmnts@makna-produk-indie-clothing-pada-kalangan-mahasiswa-urban-di-kota-surabaya-article-11599-media-135-category-8.html |
Tags: |
Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
|
Institution: | Universitas Airlangga |
Language: | Indonesian |
Summary: | Kota Surabaya merupakan salah satu kota metropolitan. Masyarakat yang bermukim di kota pahlawan ini tidak hanya penduduk asli saja, akan tetapi juga masyarakat yang berasal dari luar kota Surabaya. Arus urbanisasi pada kota Surabaya setiap tahunnya mengalami peningkatan. Peningkatan pertumbuhan masyarakat Surabaya didorong oleh peluang peluang menguntungkan yang ada di kota Surabaya lebih besar dibandingkan dengan di desa. Selain itu, ada hal yang menjadi daya tarik tersendiri yaitu Surabaya memiliki perguruan tinggi yang kualitas serta fasilitasnya menunjang dengan baik sehingga menjadi sasaran pelajar untuk menimba ilmu di jenjang Universitas. Hal ini menyebabkan adanya mahasiswa yang tak sedikit jumlahnya, mahasiswa pada setiap universitas biasanya berasal dari kota Surabaya itu sendiri maupun dari berbagai daerah lainnya. Adanya beragam mahasiswa yang ada di Surabaya ini tentunya menjadi mangsa pasar yang cukup menjanjikan bagi para produsen bisnis fashion. Sehingga sudah menjadi rahasia umum jika para mahasiswa inilah menjadi salah satu kelompok penikmat fashion yang dijadikan target pertama oleh para produsen tersebut. Kondisi demikian yang menyebabkan Surabaya mendapatkan julukan kota terbesar setelah ibukota. Bangunan-bangunan tinggi dijumpai di daerah Surabaya seperti pusat perbelanjaan, pusat pemerintahan, dan pusat perdagangan. Berbagai kemajuan di segala bidang telah merajai kota Surabaya. Salah satu bidang yang juga turut mengalami kemajuan yaitu bidang fashion. Bidang fashion mengalami perkembangan yang cukup pesat, seperti yang kita ketahui bahwa selama ini pasar fashion di Indonesia sangat didominasi oleh brand-brand kapitalis seperti Converse, Planet Surf, Zara, Pull & Bear, Stradivarius dan sebagainya. Brand kapitalis ini menawarkan produk dengan kualitas tinggi, berkelas, dan tidak jarang setiap produknya mempunya harga jual yang tinggi. Eksistensi dari brand-brand fashion ini menyebabkan adanya mall-mall serta Departemen Store ditiap sudut wilayah kota Surabaya. Adanya perkembangan yang cukup pesat membuat para pecinta fashion diharuskan untuk menjadi sosok yang modis serta fashionable dalam berbusana sehari-hari. Perkembangan fashion sendiri tidak dapat dipisahkan dari peran serta kalangan mahasiswa. Mahasiswa salah satunya merupakan agen perubahan, yang secara tidak langsung menjadi aktor perubahan. Apalagi mahasiswa yang berasal dari luar Surabaya atau yang biasa kita sebut dengan mahasiswa urban sebelumnya tidak mengenal trend fashion di kalangan daerahnya, namun ketika di Surabaya ternyata mereka menemukan berbagai macam trend fashion yang ada. Adanya perubahan penampilan dalam mereka sangat jelas terlihat. Hal ini dapat dilihat dari pandangan mereka dalam berbusana yang awalnya mereka berpakaian dengan busana sederhana, sekarang menjadi lebih modis dan mengikuti perkembangan trend fashion yang ada.Perubahan dari mahasiswa urban ini sendiri menyebabkan timbulnya rasa konsumtif yang tinggi karena dilatarbelakangi oleh kota Surabaya yang merupakan kota metropolitan dengan suguhan berbagai macam mall disetiap sudut kota.Tingkat konsumsi yang tinggi menyebabkan adanya konsumsi terus menerus ini menyebabkan banyak bermunculan pasar pasar fashion seperti shopping mall, Departement Store yang menjamur di tiap mall-mall besar Surabaya, serta butik butik keluaran desaigner ternama.
Namun seiring dengan perkembangan fashion yang cepat dan dinamis, membuat keberadaan shopping mall semakin kurang diminati. Hal ini disebabkan karena shopping mall dianggap kurang memberi kepuasan terhadap konsumen. Kurangnya kepuasan konsumen ini dipicu rasa konsumsi yang terus menerus tidak ada habisnya dalam membeli suatu produk fashion. Sehingga timbulah fenomena baru dalam mengatasi rasa ketidapuasan konsumen terhadap Departement store maupun shopping mall, yaitu adanya suatu produk indie clothing atau yang lebih dikenal dengan produk lokal. Indie clothing diambil dari kata indie yang berarti independen, dimana produsen memproduksi barang itu sendiri dengan desain dan merk sendiri tanpa bekerja sama dengan major fashion label lainnya. Bisnis indie clothing ini merupakan fenomena baru di bidang fashion, karena indie clothing sendiri adalah hasil kreatifitas para pengusaha lokal dalam menciptakan suatu brand yang tentunya kualitas sama bagusnya dengan produk luar. Brand indie juga mempunyai keunikan tersendiri yaitu dilihat dari desain model pakaian yang mereka produksi, hingga jumlah produksi yang mereka pasarkan limited edition dalam setiap artikel produksinya. Hal ini berbeda dengan produk kapitalis yang memproduksi jumlah yang lebih banyak dibandingan dengan produk produk indie clothing.
Produk indie clothing merupakan bagian dari subkultur kaum muda khususnya pada kalangan mahasiswa, subkultur ini terus berkembang menjadi selera, pilihan dan simbol gaya hidup dalam berbusana bagi kalangan muda dimana kalangan mahasiswa adalah konsumen utama. Perkembangan indie clothing ini dapat dilihat jelas di kota kota besar salah satunya adalah kota Surabaya. Surabaya merupakan kota yang salah satunya menjadi dampak dari antusiasme produk indie clothing, kita bisa menjumpai distro-distro yang menawarkan berbagai produk indie yang ada. Produk indie clothing ternyata telah memberikan kontribusi dalam perekonomian masyarakat kota Surabaya. Hal ini dibuktikan dengan adanya respon positif yang diberikan oleh masyarakat terhadap keberadaan produk indie clothing. Tidak dapat dipungkiri bahwa hampir seluruh anak muda memakai busana produk indie dalam menunjang fashion mereka sehari-hari. Dengan menawarkan nuansa lain yang bersifat baru bagi masyarakat baik dari segiproduk maupun konsep, produk indie clothing mampu berdiri dan berkembang ditengah maraknya pendirian mall-mall besar di kota Surabaya. Dari sini juga terlihat bahwa telah terjadi pergeseran konsumsi masyarakat khususnya mahasiswa dari merk-merk yang ada di mall, menjadi beralih ke produk indie clothing. Pada penelitian ini mengkaji permasalahan mengenai makna produk indie clothing pada kalangan mahasiswa urban di kota Surabaya, serta wujud eksistensi diri mahasiswa urban melalui penggunaan produk indie clothing.
Teori yang digunakan dalam kajian ini adalah teori Alferd Schutz mengenai fenomenologi dan teori Interaksionisme Simbolik oleh Blummer. Informan dalam kajian ini adalah mahasiswa urban pengguna produk indie clothing. Teknik pengambilan informan yang digunakan adalah snowball dan accidental. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara mendalam. Hasil penelitian ini adalah makna dari penggunaan produk indie menurut teori Alfred antara lain adanya motif dasar dari tindakan individu dalam menggunakan produk indie clothing yaitu produk indie clothing mempunyai sifat limited edition, dimana akan menimbulkan gaya fashion yang unik. Sedangkan tujuan yang ingin di dapatkan adalah kenyaman setiap produknya ketika digunakan, supaya uptodate, dan produknya limited. Kemudian hasil kajian dari penelitian ini adalah produk indie clothing dianggap lebih fashionable, sehingga mereka mempertahankan eksistensi diri dengan cara mengenakan produk indie sebagai daily outfit. Dan produk indie clothing mempunyai sifat ekslusif yang mana produk indie memproduksi produksinya dengan limited edition. |
---|