PEREMPUAN POLITISI MINANGKABAU DALAM DUNIA POLITIK : STUDI TENTANG ALASAN PEREMPUAN MEMAKNAI POLITIK

Studi tentang keterwakilan politik perempuan memang sudah banyak dibahas oleh banyak akademisi atau pemerhati politik. Namun studi tentang keterwakilan perempuan dengan melihat lokasi sosial dalam kultur tertentu belum pernah diteliti. Salah satunya adalah studi pemaknaan politik perempuan di Adat M...

Full description

Saved in:
Bibliographic Details
Main Author: Lidya Victorya Pandiangan, 071311333065
Format: Article PeerReviewed
Language:Indonesian
Published: FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK 2017
Subjects:
Online Access:http://repository.unair.ac.id/68203/1/Fis%20P%2071-17%20Vic%20p%20Jurnal.pdf
http://repository.unair.ac.id/68203/
http://journal.unair.ac.id/JPM@perempuan-politisi-minang-kabau-dalam-politik-:-studi-tentang-alasan-perempuan-memekai-politik-article-11687-media-80-category-8.html
Tags: Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
Institution: Universitas Airlangga
Language: Indonesian
Description
Summary:Studi tentang keterwakilan politik perempuan memang sudah banyak dibahas oleh banyak akademisi atau pemerhati politik. Namun studi tentang keterwakilan perempuan dengan melihat lokasi sosial dalam kultur tertentu belum pernah diteliti. Salah satunya adalah studi pemaknaan politik perempuan di Adat Minangkabau. Studi ini mencoba untuk mengeksplorasi alasan kaum perempuan untuk terjun dan terlibat dalam dunia politik ketika mereka hidup dan berada di tengah-tengah budaya matrilineal. Penelitian ini menjelaskan data empiris yang ditemukan dilapangan sehingga mendapatkan gambaran mengenai fenomena yang diteliti dengan menggunakan teknik wawancara mendalam (indepth interview). Temuan data dianalisis menggunakan Teori Feminisme Post Strukturalis dari Sandra Harding. Hasil studi menunjukkan bahwa ada 3 alasan pemaknaan politik bagi perempuan di Minangkabau. Pertama, bahwa para politisi perempuan memaknai politik sangat identik dengan kekuasaan, dimana sebagai seorang perempuan harus berani untuk meraih sebuah kekuasaan, karena kekuasaan ditangan perempuan itu justru lebih bagus dari pada kekuasaan ditangan laki-laki. Kedua, pemaknaan dan pemahaman mereka terhadap politik lebih besar dipengaruhi oleh pengalamannya dalam organisasi sosial/politik, profesi atau pengalaman kerja. Ketiga, adanya kontribusi budaya matrilineal bagi politisi perempuan adalah bahwa pengaruh budaya matrilineal yang sangat besar bagi politisi perempuan, dimana budaya matrilineal memberikan keuntungan bagi politisi perempuan ketika mencalonkan diri sebagai legislatif dengan memanfaatkan posisi perempuan-perempuan Minang yang dekat dengan stakeholder adat. Budaya Matrilineal bukanlah budaya yang menghambat perempuan utk menjadi politisi justru lewat Budaya Matrilineal perempuan termotivasi untuk menjadi politisi.