PROFIL PENGGUNAAN OBAT ANALGESIK PADA PASIEN PASCA TONSILEKTOMI DI DEPARTEMEN SMF THT-KL RSUD DR. SOETOMO SURABAYA TAHUN 2015- 2016
Meskipun tergolong umum, terdapat risiko-risiko dan berbagai variasi dalam penatalaksanaan tonsilektomi (Randel, 2011). Nyeri merupakan keluhan yang paling umum terjadi terutama pada hari pertama pasca tonsilektomi dan merupakan hambatan yang signifikan dalam proses rehabilitasi pasien pasca tons...
Saved in:
Main Author: | |
---|---|
Format: | Theses and Dissertations NonPeerReviewed |
Language: | English English |
Published: |
2017
|
Subjects: | |
Online Access: | http://repository.unair.ac.id/68346/1/abstrak.pdf http://repository.unair.ac.id/68346/2/full%20text.pdf http://repository.unair.ac.id/68346/ |
Tags: |
Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
|
Institution: | Universitas Airlangga |
Language: | English English |
Summary: | Meskipun tergolong umum, terdapat risiko-risiko dan berbagai variasi dalam
penatalaksanaan tonsilektomi (Randel, 2011). Nyeri merupakan keluhan yang paling
umum terjadi terutama pada hari pertama pasca tonsilektomi dan merupakan
hambatan yang signifikan dalam proses rehabilitasi pasien pasca tonsilektomi
(Farokah, 2012). Pemberian analgesik yang dimulai sejak hari pertama pasca
tonsilektomi dapat meringankan nyeri (Fortier et al., 2009). Peneliti melakukan
pengamatan terhadap profil penggunaan obat analgesik pada pasien pasca
tonsilektomi di RSUD DR. Soetomo Surabaya.
Jenis penelitian ini merupakan retrospektif deskriptif yang mengamati profil
pemberian obat analgesik mengenai jenis obat analgesik terbanyak, profil berdasarkan
analgesik tungal dan kombinasi, analgesik awal dan lanjutan, berdasarkan kelompok
umur anak dan dewasa dan berdasarkan cara pemberian. Penelitian juga akan meliputi
sosiodemografi (jenis kelamin dan umur) pasien dan tingkatan nyeri setelah
pemberian analgesik.
Dari 28 sampel, kelompok analgesik yang paling banyak digunakan adalah
pyazolon (metamizol, antrain) (51,3%), yang juga merupakan obat terbanyak tunggal
pada terapi awal (56%), sedangkan pada terapi kombinasi yang paling banyak
digunakan adalah kombinasi tramadol dengan ketorolak ( 33,3%). Pada terapi
lanjutan, obat tunggal yang paling banyak digunakan adalah ketorolak (37,5%).
Sebanyak delapan pasien (28,6%) dari total 28 pasien menerima analgesik lanjut dari
jenis lain. Metamizol adalah obat yang paling banyak digunakan untuk pasien anakanak
(57,7%), sedangkan pada pasien dewasa didominasi ketorolak (50%). Rute
intravena adalah yang terbanyak dilakukan pada penanganan nyeri pascatonsilektomi.
Dapat disimpulkan bahwa sampai saat ini pemberian metamizol masih menjadi
pilihan dalam penanganan nyeri pasca tonsilektomi, diikuti oleh ketorolak yang paling
diberikan kepada pasien dewasa. Terdapat juga kombinasi tramadol dengan ketorolak
yang menjadi pilihan pada terapi multimodal. Jalur pemberian analgesik dengan rute
intravena paling banyak dilakukan pada penanganan nyeri pasca tonsilektomi. |
---|